"Saya kebetulan lewat di sini hendak shalat lohor. Melihat ada mayat yang nggak diurusi, tergerak hati saya membawanya. Sekarang mayat sudah dimandikan, disemayamkan di rumah saya. Barangkali ada keluarga yang mau melihat, atau sekalian menyalatkan dan menguburkannya, silahkan ikut ke rumah saya," kata pemuda itu.
Beberapa orang yang penasaran ingin melihat mayat si bandit setelah dimandikan, bergegas menumpang mobil pemuda itu. Tak sampai sejam, mereka tiba di rumah pemuda itu. Dan alangkah terkejutnya mereka ketika berada di dekat mayat si bandit. Wajah mayat terlihat cerah dan dia tersenyum. Bau badannya wangi sekali. Dia terlihat putih-bersih, Â lain dari biasanya dipanggang matahari di pasar.
"Sepertinya kita telah salah bersikap. Kita menganggap bandit selamanya bandit. Kita tak tahu Allah lebih mengetahui. Melihat tampilan mayat ini, saya yakin dia telah menjadi kekasih Allah." Marijan mengusap keringat yang menjalari wajahnya
"Ya, bau badannya pun sangat lain. Wangi sekali, melebihi wangi parfum manapun. Lihat senyumnya sangat cerah. Pemuda tadi di mana?"
Mereka baru sadar pemuda itu tak ada lagi di situ. Bahkan mereka baru tahu tengah berada di rumah kosong. Buru-buru mereka membawa mayat si bandit untuk melaksanakan fardu kifayah yang berikutnya.
---sekian---