Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ubi Ibu Enggan Mengeja

6 April 2020   16:52 Diperbarui: 7 April 2020   12:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bertanam ubi di belakang rumah
bibir ibu penuh semangat seperti  menanam
entah dia menyambung nada
atau di ludahnya sembunyi bibit

dia bercerita tentang tanah gembur
anak kampung harus mencintai hutan
ketika itu Tuhan menurunkan berkah berupa hujan
buah bernas, gembur tanah, mari kita mencabut ubi
ibu mengajari mencintai tanah

biarkan hewan binal mengumpan perut
sebesar apakah lapar, ibu tak hendak mengusir
dia  bercengkerama dengan kambing
pucuk daun dimamah  sebanyak apa
harus berderma ke sesiapa, bukan hanya pada manusia

tapi sekarang ibu sudah tak ada
tanah lumpur tanpa sayur-mayur
orang menanam uang dan gas air mata
kampung menjadi kota, harta menyungai warna
tapi air mata tumbuh di mata
hujan tak memiliki canda
bila sembunyi semua kerontang
bila mengamuk semua terhumbalang
aku rindu ibu, kehilangan ubi-ubi yang enggan
mengeja tanah 

0504

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun