Aku tak bisa bicara di keramaian.
Degup jantung ini seperti tabuhan genderang yang bertubi-tubi pekakkan telinga.
Keringat ini bercucuran layaknya air terjun Niagara yang turun begitu derasnya.
Lidah ini tak dapat mengontrol kata yang terucap seperti pelari maraton yang berlomba lomba menuju garis finis.
Jemariku dingin layaknya salju di gunung Fuji.
Wajah memerah seperti cherry dan strawberry dalam kue tart yang siap disantap
Seribu mata yang siap menghakimi
Seperti berdiri di tepi jurang Bicaz George di Rumania
Terjal dengan deretan kendaraan yang siap melindas di bawah sana
Membuat lutut ini bergetar Yang seakan lemah menopang raga
Raga ini rapuh seperti istana pasir yang tertiup angin.