Mohon tunggu...
Ridwan Hasyimi
Ridwan Hasyimi Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja Seni

Berteater, nari, dan nulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asik (Meski Asing) The Proposal Versi Sunda

6 Maret 2021   22:42 Diperbarui: 6 Maret 2021   23:26 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

img-20210302-202157-6043a31e8ede4812ca1315d2.jpg
img-20210302-202157-6043a31e8ede4812ca1315d2.jpg
Sebagai komedi, drama The Proposal bisa dikunyah dengan renyah. Ceritanya terbilang sederhana. Suatu ketika, seorang pemuda jomblo dari keluarga pemilik tanah di Rusia, Ivan Vassilevitch Lomov, berkunjung ke rumah tetangganya, Stepan Stepanovitch Chubukov, yang juga sama-sama pemilik tanah. Lomov bermaksud melamar anak gadis Chubukov, Natalya Stepanovna, yang juga sama-sama jomblo.

Lomov yang punya penyakit jantung begitu gugup ketika hendak mengutarakan maksudnya. Saking gugupnya, ia sampai meminta minum kepada empunya rumah. Sebelum Lomov menyampaikan maksudnya, Chubukov lebih dulu menaruh curiga sebab pemuda itu datang dengan dandanan necis, tak seperti biasanya. Chubukov menyangka ia bermaksud meminjam uang. Tapi, sangkaan itu segera pupus manakala Lomov mengutarakan maksud hendak meminang Natalya.

Sebagai seorang ayah dari anak gadis yang telah manjing menikah, hal ini tentu menggembirakan. Chubukov senang bukan kepalang. Tapi ia tak segera memberitahu putrinya. Katanya, lebih baik Lomov sendiri yang menyampaikan langsung.

Natalya pun datang menemui Lomov. Sementara, Chubukov memilih meninggalkan mereka berdua. Awalnya, mereka berdua bercakap layaknya tetangga yang baik. Dari gelagat dan sapaan yang saling mereka gunakan, nampak mereka sama-sama menaruh hati. Lomov tak langsung mengutarakan maksud. Sambil mengumpulkan keberanian, ia berbasa-basi membahas ini dan itu.

Namun, percakapan sopan itu tak berlangsung lama. Suasana mulai berubah ketika mereka membahas siapa pemilik sah dari sebidang tanah The Oxen Meadows. Keduanya bersikukuh bahwa keluarga merekalah pemilik sah dari tanah tersebut. Lomov berdalih, dulu Nenek-Bibinya meminjamkan tanah itu kepada para petani Kakek-Ayah Natalya tanpa uang sewa selama empat puluh tahun. Dan setelah perjanjian usai, tanah itu dianggap kembali jadi milik keluarganya.

Ketika pertengkaran makin hebat dan keduanya saling berteriak, Chubukov datang. Bukannya menengahi, kehadirannya malah membuat suasana makin parah. Chubukov tak terima klaim sepihak Lomov Ia berdalih, para petani Kakeknya enggan membayar sewa justru karena status tanah itu bermasalah. Namun, entah sejak kapan dan bagaimana, tanah itu telah sah menjadi milik keluarganya.

Lomov yang jantungan tak kuasa melanjutkan pertengkaran. Ia keluar sambil megap-megap. Ketika hanya Natalya dan ayahnya berdua saja, Chubukov baru mengatakan bahwa maksud kedatangan pemuda itu adalah untuk melamar Natalya. Gadis yang memang kebelet kawin itu kaget dan menyesal. Ia merajuk pada ayahnya agar memanggil Lomov kembali. Chubukov takluk. Tak lama berselang, Lomov kembali lagi ke rumah itu.

Seperti di awal perjumpaan, mereka bercakap dengan sopan, berdua tanpa Chubukov. Natalya mengakui bahwa The Oxen Meadows adalah milik keluarga Lomov. Tapi, lagi-lagi, percakapan sopan itu tak berlangsung lama. Mereka kembali terlibat pertengkaran hebat ketika mempersoalkan anjing siapa yang terbaik, Messer milik Chubukov atau Guesser milik Lomov.

Lomov mengatakan bahwa kumis bagian bawah Messer lebih pendek dari bagian atasnya. Baginya, itu adalah tanda anjing yang buruk dalam berburu. Oleh karenanya, Guesser tentu lebih baik dari Messer dalam soal berburu. Ia juga menganggap harga yang dibayar Chubukov untuk membeli anjing itu terlalu mahal untuk ukuran Messer yang tidak punya keistimewaan.

Natalya tentu tak terima. Ia balik meledek Guesser sebagai anjing tua, mirip kuda yang hampir mati. Dan seperti di pertengkaran awal, Chubukov kembali mendatangi mereka. Dan, juga seperti di pertengkaran soal tanah, kehadiran Chubukov malah memperkeruh suasana. Dalam pertengkaran itu sudah tak ada lagi kata-kata sopan. Dengan nada membentak, mereka saling menyebut nama tanpa sapaan tuan dan nona, suatu tindakan kurang ajar dalam etika bangsawan Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun