Di Bawah Langit Biru yang Pudar
Oleh: Rido Nababan
Desa Sekarwangi, yang dulunya dikenal sebagai surga tersembunyi, kini diselimuti kabut asap tebal. Langit yang biru cerah kini tampak pudar, bagaikan lukisan yang tercoreng arang. Asap dari pabrik kertas raksasa, PT. Langit Biru, menyelimuti desa, membawa penyakit dan kematian bagi penduduknya.
Ayu, gadis kecil berusia 13 tahun, terbatuk-batuk setiap hari. Matanya perih, dan kulitnya gatal-gatal. Dia melihat teman-temannya satu per satu jatuh sakit, dan beberapa bahkan tidak selamat. Rasa sakit dan kesedihan menyelimuti hatinya.
Ayu teringat cerita dari neneknya tentang masa lalu Desa Sekarwangi. Neneknya bercerita tentang sawah yang luas, sungai yang jernih, dan hutan yang lebat. Desa itu penuh dengan kehidupan dan keceriaan.
Namun, semua itu berubah ketika PT. Langit Biru datang. Pabrik itu membawa lapangan pekerjaan dan kemajuan ekonomi, tapi juga membawa polusi dan penyakit. Hutan ditebang, sawah diubah menjadi pabrik, dan sungai tercemar limbah.
Ayu tidak ingin masa depannya seperti ini. Dia ingin Desa Sekarwangi kembali menjadi surga tersembunyi seperti yang diceritakan neneknya. Dia ingin langit biru kembali cerah, dan udara kembali segar.
Suatu hari, Ayu bertemu dengan Pak Lurah, pemimpin desa yang bijaksana. Pak Lurah juga prihatin dengan kondisi desa dan ingin melakukan sesuatu. Dia mengajak Ayu untuk membantu mengorganisir protes terhadap PT. Langit Biru.
Ayu dan Pak Lurah mengumpulkan penduduk desa dan menjelaskan tentang bahaya polusi dari pabrik. Mereka mengajak penduduk untuk bersatu melawan PT. Langit Biru dan menuntut perbaikan lingkungan.
Awalnya, penduduk desa ragu-ragu. Mereka takut akan diintimidasi oleh PT. Langit Biru. Tapi, Ayu dan Pak Lurah terus meyakinkan mereka bahwa hanya dengan bersatu, mereka dapat melawan ketidakadilan.
Akhirnya, penduduk desa pun berani. Mereka mengadakan demonstrasi besar-besaran di depan pabrik PT. Langit Biru. Mereka membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka.
Aksi protes itu mendapat perhatian media massa dan masyarakat luas. Banyak orang yang simpati dengan perjuangan penduduk Desa Sekarwangi. Tekanan dari masyarakat akhirnya membuat PT. Langit Biru bertekuk lutut.
PT. Langit Biru sepakat untuk memasang filter asap di pabrik mereka, membangun instalasi pengolahan air limbah, dan memberikan kompensasi kepada penduduk desa yang terkena dampak polusi.
Langit di atas Desa Sekarwangi perlahan mulai kembali cerah. Asap tebal mulai berkurang, dan udara mulai terasa lebih segar. Penduduk desa bersorak gembira. Mereka telah berhasil melawan ketidakadilan dan melindungi lingkungan mereka.
Ayu dan Pak Lurah menjadi pahlawan bagi Desa Sekarwangi. Kisah mereka menunjukkan bahwa dengan keberanian, tekad, dan persatuan, rakyat kecil dapat melawan kekuatan besar dan meraih kemenangan.