Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Dihadang

6 September 2020   07:10 Diperbarui: 6 September 2020   07:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: insideindonesia.org

However, rakyat kecil tidak paham, bahwa ini bisa jadi bagian dari agenda besar, buat kepentingan nasional. Bukan pribadi atau atas nama politik. Prabowo adalah ahli strategi yang tentu paham akan hal ini. Bedanya, rakyat di level bawa, mana mau tahu?  

Oleh karenanya, mereka yang merasa tersakiti ini, bukan tidak mungkin akan berubah haluan, kapok, tidak akan pilih Prabowo lagi di Pemilu mendatang.

Fanatik Jokowi

Sekalipun Jokowi memilih Prabowo dalam Kabinetnya, Prabowo yang semula 'musuh' menjadi 'teman', bukan berarti orang-orang terdekat Jokowi mengikuti begitu saja langkah Jokowi untuk berteman-ria dengan Prabowo.

Bagaimapaun, mereka pasti tahu siapa Prabowo. Mereka akan berfikir  dua kali, bahwa Prabowo juga 'man of strategy'. Prabowo adalah seorang ahli strategi. Mereka mikir bahwa gabungnya Prabowo dengan Jokowi merupakan bagian dari strategi Prabowo untuk menuju langkah berikutnya.

Kecurigaan inilah yang dijadikan alasan kuat sebagai pihak Jokowi yang fanatik, untuk tetap tidak akan pro-Prabowo sekalipun sudah merapat di barisan Jokowi dalam Kabinet ini. 

Provinsi Jawa Tengah, Jatim bagian barat dan selatan, Bali, NTT, Sulut, Maluku dan Papua, memiliki fanatisme tinggi terhadap Jokowi.  Betapapun Jokowi tidak menduduki jabatan sebagai Presiden lagi.

Anti Militer

Di masyarakat, masih ada orang-orang yang merasa 'phobia' dengan zaman Orde Baru, di mana cengkeraman sepatu militer sangat kuat. Waktu itu, semua jabatan dari tertinggi hingga Ketua RT/RW, dipegang oleh militer. Belum lagi mereka yang dijebloskan di balik tirai besi oleh Soeharto, tanpa ada kesalahan.  
Orang-orang seperti ini masuk dalam Barisan Sakit Hati (BSH) yang Prabowo pasti tahu. Mereka menganggap Prabowo merupakan bagian dari Militer, yang dikuatirkan akan membawa bangsa ini kembali ke zaman Orde Baru, seperti era Soeharto lagi.

Mereka sudah kapok dengan perlakuan otoriter Soeharto, terlepas dari berbagai prestasi yang diukir oleh the Smiling General ini. Kelompok ini anti militer. Mereka sudah trauma. Mereka tidak peduli, betapapun Prabowo berbusa-busa berusaha menjelaskan, bahwa dia bukan bagian dari rezim Orba, tidak bakal mempan. Belum lagi isu penculikan yang tidak pernah reda.  

Kesulitan menjernihkan suasana ini membuat 'musuh' Prabowo dalam kategori ini masih tetap eksis serta menjadi ancaman serius penurunan suara Prabowo dalam Pemilu 2024 sekiranya pasangan Prabowo-Puan tetap maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun