Mohon tunggu...
ridwan
ridwan Mohon Tunggu... Pembantu

belajar mengetahui hal yang blom tahu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terimakasih Tak Tergapai

12 Oktober 2023   19:36 Diperbarui: 12 Oktober 2023   19:45 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stiyad, di usia awal dua puluhan mendapat pekerjaan di sebuah rumah sakit, rumah sakit Perusahaan Multi Spesialisasi pertama di kota itu. Banyak pasien berkunjung untuk mendapatkan perawatan medis. Sebagian besar karyawan bekerja secara profesional untuk memberikan dukungan terbaik kepada pasien. Namun sebagai rumah sakit yang ramai, semua sibuk dengan jadwal pekerjaannya.

Suatu ketika saat berada di meja tugasnya, Stiyad memperhatikan bahwa ada orang paruh baya, yang tampaknya berlatar belakang kelas menengah ke bawah dan baru pertama kali berkunjung ke rumah sakit besar. Pria itu tampaknya sangat khawatir. Dia juga tidak menemui resepsionis atau staf rumah sakit lain yang berkeliaran. Seorang gadis cantik di usia remajanya mencoba menyembunyikan dirinya di belakang ayahnya. Dia mengamati selama beberapa menit dan merasakan masalah yang tidak biasa pada ayah dan putrinya

Dia meninggalkan tempat duduknya dan mendekati mereka. Berharap "Namaste" dia bertanya kepada sang ayah apa masalahnya. Ayah yang berasal dari desa yang jauh dari kota, merasa sangat tidak nyaman dan dengan mata berkaca-kaca mengatakan bahwa putri remajanya mempunyai benjolan di payudara. Gadis itu masih akan menikah. Tak seorang pun akan menikahinya jika ini belum dihilangkan dan tidak ada bekas luka yang tersisa. Saya telah berkonsultasi dengan banyak dokter dan menghabiskan banyak uang, namun tidak ada yang menjamin operasi lengkap bebas bekas luka. Mata gadis itu berlinang air mata seolah ingin mengatakan agar aku diperlakukan dengan baik agar ayahku yang malang tidak mendapat masalah apapun dalam pernikahanku.

Sekarang jam 8.30 pagi. Semua dokter masih belum datang ke rumah sakit. Stiyad menelepon dokter melalui telepon dan menjelaskan situasinya serta meminta bantuan pasien. Atas permintaan ini, dokter meminta mereka untuk menunggu di area lobi saja agar ia dapat merawat pasien sebelum melakukan pemeriksaan rutin. Pasien menunggu beberapa saat dan dokter datang dan merawat pasien. Setelah pemeriksaan menyeluruh dia meyakinkan bahwa dia akan melakukan operasi dan bekas lukanya akan minimal sehingga tidak ada masalah dalam pernikahannya.

Kemudian pasien dirawat dan operasi dilakukan. Pembedahan berhasil dan hanya sedikit bekas luka yang terlihat yang akan hilang pada waktunya. Setelah pasien masuk, Stiyad sibuk dengan hal-hal biasa. Pada hari keluarnya ayah tersebut datang mengunjungi Setiyad setelah mencari beberapa saat. Menyapanya dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang. "Kamu seperti anakku dan bantuanmu tidak akan pernah dilupakan keluargaku" kata sang ayah. "Ini bukan membantu Pak, tugas kami membantu orang lain" jawab stiyad lalu berpamitan lalu pergi.

Setelah dua tahun dia kembali bertemu dengan ayah gadis cantik itu dengan sebuah kartu undangan. Pria yang lembut memberikan kartu itu kepadanya dan memintanya untuk menghadiri pernikahan putrinya. Seluruh keluarganya ingin bertemu dengan anak laki-laki baik hati yang membantu keluarga mereka maju beberapa langkah dari pekerjaan kantor biasanya.

Air mata mengalir dari keduanya. Angin emosional bertiup di antara mereka berdua. Dia meyakinkan untuk menghadiri pernikahan sebagai saudara dari gadis itu.

Semilir kepuasan diri dan keberkahan Ilahi melintas pikiran dan

 jiwanya."

Terimakasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun