Mohon tunggu...
Dapurfit
Dapurfit Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Home of #SmartDieter

Di Kompasiana, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Sehat Diet dengan Makan Hanya Sekali Sehari?

1 Agustus 2021   17:35 Diperbarui: 1 Agustus 2021   17:35 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahas OMAD bersama Dapurfit (sumber: instagram Dapurfit)

Pernahkah Anda direkomendasikan untuk hanya makan satu kali ketika diet? Diet ini termasuk dalam salah satu jenis diet puasa (Intermittent Fasting/ Time Restricted Eating) yang paling ketat dan disebut dengan One Meal a Day (OMAD). Ketika menjalani OMAD, dieter hanya diperbolehkan untuk makan hanya satu kali dalam sehari. Di dunia, OMAD sudah menjadi populer sejak tahun 2001 dari buku yang berjudul "Warrior Diet" oleh Ori Hofmekler. OMAD juga sudah dipelajari secara saintifik sejak tahun 1960an. Di Indonesia sendiri, OMAD baru menjadi tren sejak 1-2 tahun yang lalu.

Kelebihan OMAD

Diet OMAD memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya adalah membuat orang secara otomatis makan lebih sedikit saat jam makannya dibatasi dibandingkan saat ia dibebaskan untuk makan setiap saat (1, 2). Oleh karena itu, OMAD dapat membantu mengurangi kalori harian dengan praktis karena dieter tidak perlu menghitung kalori dari setiap makanan yang dimakan. Bahkan, studi menemukan bahwa orang akan otomatis weight loss jika diminta untuk hanya makan satu kali dalam sehari, meski tidak diminta untuk diet/ mengurangi kalori sekalipun (3).

Namun, jika total konsumsi kalori dibuat sama, weight loss akan sama saja baik dengan makan satu kali sehari maupun dengan makan berkali-kali dalam sehari (4-7). 

Hasil meta-analysis dari 15 studi menunjukkan bahwa frekuensi makan per hari tidak mempengaruhi metabolisme (8), sehingga OMAD tidak akan menurunkan metabolisme. OMAD juga tidak menyebabkan muscle loss, bahkan studi-studi yang telah dilakukan menunjukkan diet puasa secara umum dapat menurunkan massa lemak dan menjaga otot (3, 6-9).

Selain itu, OMAD juga dapat memberikan sense of self-control kepada dieter ketika mereka berhasil menahan nafsu makan sepanjang hari (23 jam sehari). Karena hanya dengan makan satu kali per hari, dieter dapat makan dalam porsi besar dan tetap mendapat weight loss.

Dieter dapat weight loss meski makan banyak karena hanya sekali makan (Image by Yinan Chen from Pixabay)
Dieter dapat weight loss meski makan banyak karena hanya sekali makan (Image by Yinan Chen from Pixabay)

Kekurangan OMAD

Sama seperti diet lainnya, OMAD juga memiliki kekurangan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, OMAD termasuk dalam diet yang ketat dan juga ekstrim. Sehingga banyak orang yang hanya bertahan menjalankan OMAD selama 1-2 minggu saja, kemudian menyerah (tidak sustainable). Butuh mindset yang benar untuk menjalankan diet OMAD sehingga diet ini bukan untuk siapa saja. Kekurangan lainnya adalah dieter dapat menjadi terobsesi dengan makanan ketika menjalankan puasa yang terlalu panjang. Dieter jadi tidak bisa berhenti memikirkan makanan di jam puasa dan jadi kalap di jam makan. Namun, hal ini bervarisi pada setiap individu. Banyak juga orang yang dapat menjalankan OMAD tanpa mengalami masalah ini.

Resiko Kesehatan OMAD

Beberapa studi menemukan OMAD dapat berpotensi dampak negatif, yaitu perburukan pada lemak darah, kolesterol, tekanan darah, serta kontrol gula darah (3, 6, 8, 10, 11). Meski begitu, resiko dampak buruk ini dapat dicegah meski menjalankan diet OMAD. Cara yang pertama adalah dengan menjalankan Alternate-Day Fasting (ADF). 

Salah satu FIT Fams kami, yang juga merupakan atlit Indonesia, Andicka Mamesah, menjalankan OMAD dengan cara ADF. Andicka menjalankan OMAD hanya dilakukan 3-5 kali seminggu, bukan setiap hari, dan diselingi dengan makan seperti biasa 2-4 kali seminggu. Dengan melakukan ADF, dieter bisa mendapat manfaat dari OMAD tanpa mendapatkan resiko dampak buruknya. Penelitian juga menunjukan ADF tidak menyebabkan eating disorder. 

Bahkan, ADF dapat memperbaiki depresi, negative body image, dan binge eating (12). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun