Mohon tunggu...
Ribka MentariKusuma
Ribka MentariKusuma Mohon Tunggu... Administrasi - Ribkaphefferkorn_

Menuju tak terbatas dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

3726 Mdpl

19 Februari 2020   22:26 Diperbarui: 19 Februari 2020   22:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"klek", "loh kok gak bisa dibuka?" tanyaku pada diriku sendiri. "klek....klek.......klekkkkk"

"ke keunci gitu ya ? klek....... Klek.....klek......" aku pun terus mencobanya membuka pintu tua itu. "ah sial kan ruangan ini kedap suara " ingatku, lalu aku mulai khawatir karena sudah telat 30 menit jam pelajaran olahraga. "ya Tuhan kalau ada yang baik hati membukakan pintu ini, siapapun itu bakal Kirei peluk " ucapku.

Tak menunggu waktu lama, kemudian terdengar seperti ada suara membukakan pintu. Dan "klek" pintu pun terbuka. Tidak banyak cingcong aku langsung bergegas keluar dari ruangan untuk memeluk orang yang tadi sudah membukakan pintu. Pelukkanku ku lepas dan saat aku menatap wajahnya ia sedang menatap tajam kearahku. Ya, dia adalah pria menyabalkan itu. "maaf" seraya berlari karena malu sekaligus takut mendapat hukuman dari guru olahraga yang terkenal sebagai mascot SMA NUSANTARA karena tegasnya.

***
"semangat Kirei satu putaran terakhir" ucap Nuja yang menyemangatiku dari pinggir lapangan. Ya, aku mendapat hukuman dari pa ujang guru olahragaku. Aku terus berlari dengan peluh yang terus bercucuran di dahiku. Lariku mulai lunglai dan lapangan yang terlihat ikut bergerak -- gerak, kemudian padanganku mulai menghitam, "Kirei....... Lo kenapa ?" teriak Nuja yang masih kudengar.  

***
Udara terasa lebih sejuk, dan keaadaan di sekitar tidak terdengar ada yang sedang main basket ataupun olahraga lain. "deg" akupun membuka mata "rumah" ucapku dengan raut wajah merosot, ku tepuk kedua pipiku degan tanganku sendiri, dan kuharap ini hanya mimpi. "aww......." Ucapku setelah menapar diriku sendiri. Ya, ini bukan mimpi dan aku benar -- benar dirumah. "tadi kan Kirei lagi dihukum pa Ujang ?" ucapku masih bingung, "jeblakk..., bangun woi jangan sok -- sokan pingsan lo, tuh cucian masih numpuk, udeh gue simpen di WC " ucap Eruta yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP. 

"jangan marah -- marah donk sayang makasih lo, nanti kakak cuciin "jawabku dengan santay. "ga usah so imut ! cepet cuci kalo gak gue aduin ke mama,  biar lo tau rasa" balsnya pedas seraya membanting pintu kembali dan hanya kubalas dengan senyuman manis, lalu akupun berajak dari tempat tidurku dan keluar dari kamar dan menuju wastafel untuk membersihkan muka dari peluhnya keringat yang bercucuran karena hukuman dari pa Ujang. 


"cepet nyuci baju gak usah lemes -- lemes gitu!", akupun menengok ke sumber suara dan itu adalah ibuk, maksudnya ibu tiriku. Ibuku sudah meninggalkanku saat aku masih duduk di bangku kelas 6 SD, lalu ayahku menikah lagi dengan ibu santi, ibuku yang sekarang. "gua mau nyalon dulu sama eru, pokoknya gua gak mau tau rumah harus udah kinclong pas gue balik ! ucapnya "gak usah sok -- sokan pingsan lo, lebay !" ucap ibuku lagi. Dan aku hanya membalas dengan senyuman.

Pagi ini cuaca Jakarta cukup bersahabat, udara cukup lembab dan matahari besinar lembut dibalik awan tipis. "ih mei -- mei jangan ngadat donk" ucapku kepada kuda besi kesayanganku hadiah ulang tahunku yang ke-16 dari ayahku sebelum ia meninggalkanku seperti ibu. "akhirnya"ucapku saat motor CB hitam ku menyala. Ku tumpangi kuda besiku seraya memakai helm bogo chips hitamku, sebelum aku menancap gas ke sekolah.

***
Aku berjalan tidak santay dengan si mei mei karena waltu sudah menunjukan pukul 06.40 dan lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Saat aku menancapkan gas sampai titik 80 km/jam, aku melihat lelaki menyebalkan sedag duduk santay dipinggir jalan bersama dengan sebatang rokok dan secangkir kopi dihadapannya. Aku pun menghentikan si mei -- mei "ehh......... kamu lagi ngapain ? tanyaku heran,

"bentar lagi pintu gerbang ditutup dan kamu masih santay -- santay aja " Ucapku lagi. "motornya mogok neng, ini lagi abang benerin, bang pras bareng sama si enengnya aja, ini motor masih lama kelarnya, nanti abang telat lagi kesekolahnya " ucap pak montir yang sedang membetulkan motor nya itu. "gak papa bang gue tungguin aja" jawab lelaki itu. Dan refleks aku berkata "oh jadi nama kamu pras ". Lalu pak montir langsung menyambar "lah eneng kirain pacar si abangnya" yang langsung dapat tatapan tajam dari pria yang bernama pras itu.

***
"1 menit lagi gerbang ditutup nih, dan ini masih 9 km lagi, cepetan napa sih pras jangan kayak gini" omelku kepada pras yang santay membawa si mei -- mei. Iya, akhirnya pras mau berangkat sekolah bersamaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun