Mohon tunggu...
Riani Mayang Anggara
Riani Mayang Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Komputer Indonesia yang hobi membaca, belajar menulis dan mencoba kegiatan baru lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangan-Tangan Pembully

9 Januari 2024   14:03 Diperbarui: 9 Januari 2024   14:39 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram : @kitakorbanbullying

Nadya, seorang siswi SMA, menjadi korban bullying oleh Fira, teman sekelasnya. Bullying yang dilakukan Fira membuat Nadya merasa takut dan tertekan. Siska dari teman Nadya berusaha untuk membantu melawan bullying ini tetapi Orang tua dari Fira pun ikut mendukung aksi bully kepada Nadya, bahkan guru di sekolah pun  dihimbau untuk bungkam dengan kasus bully ini karena Keluarga Fira merupakan salahsatu donatur di sekolah.

Adegan 1

(Di koridor sekolah, Nadya sedang berjalan sendirian. Tiba-tiba, Fira dan teman-temannya datang dari belakang dan menarik tangan Nadya.)

Fira : "Hey, cantik! Kenapa jalannya lambat banget sih?"

Nadya : (tersenyum paksa) "Maaf, aku lagi buru-buru."


Fira : (tertawa)" Buru-buru mau ke mana sih? Mau kabur dari gue?"

Nadya : (menundukkan kepala) "Enggak."

Fira : (mendorong Nadya) "Dasar, cewek so cantik!"

Fira dan teman-temannya membawa Nadya ke kamar mandi, mendorong tubuh Nadya ke tembok dan menjambaknya.

Nadya : "Ampun Fir, sakitt." (merintih kesakitan)

Fira : "Gaada ampun buat lo, dasar so cantik."

(Fira tertawa bersama teman-temannya)

(Siswi-siswi di kamar mandi merekam kejadian tersebut dengan diam-diam).

Adegan 2

(Di dalam kelas, Nadya sedang duduk bersama temannya yaitu siska. Tiba-tiba, Fira dan temannya menumpahkan segelas air kepada Nadya, hingga badan Nadya Basah.)

Fira : (Byurrr, suara air) "Upsss, sorry ga sengaja."

Nadya : (Terdiam dengan wajah yang menahan kesal dan tangis)

Siska : (Mendorong Fira dengan kesal ) "Gila ya lo, bener-bener keterlaluan!"

Fira :  "Ya..maaf namanya juga ga sengaja" (Tertawa Cengengesan).

(Nadya pergi meninggalkan kelas sambil menangis, dan Siska menyusulnya)

Adegan 3

(Hari selanjutnya di kantin, Fira mencemooh Nadya di hadapan siswa lainnya)

Siska : "Nad, kenapa kamu sendirian?"

Nadya :" Aku enggak mau duduk bareng yang lain. Mereka pasti nge bully aku lagi sis."

Siska : (duduk di samping Nadya)" Aku tahu kamu lagi di-bully sama Fira."

Nadya : (menangis) "Iya, aku takut sama dia."

Siska :(menenangkan Nadya dengan memeluknya) "Tenang aja Nad aku bakal selalu ada buat kamu, kita lawan sama-sama ya!"

(Datanglah Fira dan teman-temannya ke kantin dan melihat Nadya ada di kantin)

Fira : (berteriak di kantin hingga semua orang menoleh) "Lihat, itu dia Nadya si cewek so cantik!"

Teman-teman Fira: (tertawa) "Iya, so cantik banget, mana masih ada yang mau nemenin dia lagi!"

(Fira menumpahkan makanan yang baru ia pesan kepada Nadya, Semua mata tertuju kepada Nadya, Bahkan di kantin ada seorang guru yang menyaksikan tapi hanya diam)

Nadya : (menundukkan kepala, sambil ketakutan)

Siska : (berteriak) "Fira, stop! lo enggak pantas ngelakuin kayak gitu ke Nadya ya!"

Fira :  "Temen lo emang pantes diginiin, lo juga kenapa masih mau temenan sama cewek yang so cantik kaya si Nadya ini."

Siska : (mendekatkan wajahnya kepada Fira) "GA PEDULI!"

(Siska menarik tangan Nadya untuk pergi dari kantin)

Adegan 4

(Siska mengajak Nadya ke ruang guru untuk melaporkan kejadian bullying di kantin, karena Siska tahu ada guru yang melihat kejadian tersebut)

Siska : "Ibu, tolong bantu Nadya karena kejadian ini bener-bener ga adil dan saya pun tahu ibu menyaksikan kejadian bully tadi kan bu! "( Dengan nada kesal)

Guru : "Iya benar tadi ibu menyaksikan kejadian tersebut" (Dengan nada memelas)

Siska :" Ya kalo gitu ayo dong ibu harusnya bertindak, jangan hanya diam."

Guru :( Berbicara dengan terbata-bata) "Saya... saya tidak bisa ikut campur, karena keluarga Fira memiliki pengaruh besar di sini."

Siska : "Lah, gabisa gitu dong bu. Ini sudah keterlaluan yang dilakukan Fira kepada Nadya, dan bukan sekali dua kali dia melakukan ini kepada Nadya. Saya juga tahu kalau semua guru disini mengetahui kelakuan Fira yang suka membully siswa di sekolah ini!" (Dengan nada marah)

Nadya :" Udah sis, yuk pergi!"(sambil menangis)

Siska : "Bentar Nad, ini gabisa dibiarin."

Guru : "Untuk saat ini ibu belum bisa bertindak apapun. Jadi, buat Nadya sabar dulu ya nak."

(Siska langsung menarik Nadya keluar dari ruang guru tanpa basa-basi apapun)

Adegan 5

(Guru menelpon orangtua Fira untuk datang ke sekolah dan berniat untuk memberitahu perlakuan bullying anaknya terhadap temannya).

(Ibu Fira datang ke ruang guru)

Guru : "Silahkan duduk bu."

Ibu Fira : "Ada apa ya saya dipanggil kesini, mengganggu saja kegiatan saya yang lain." (dengan nada ketus)

Guru : "Maaf bu mengganggu waktunya, Ada laporan dari siswa bahwa anak ibu Fira melakukan bullying terhadap Nadya teman sekelasnya."

Ibu Fira : "Mana mungkin anak saya melakukan hal seperti itu, kalo iya pun pasti bukan anak saya yang mengawalinya"

Guru :" tttt...tapi saya juga menyaksikan perlakuan bullying tersebut bu." (dengan nada takut dan cemas)

(Ibu Fira mendekati Guru)

Ibu Fira : "Saya ingatkan kepada anda agar diam soal hal ini. Saya bisa membuat anda dipecat dari sini dan membuat hidup anda sulit." (Mengancam)

Guru : "Tapi saya hanya ingin menciptakan lingkungan belajar yang aman dan adil."

Ibu : (Dengan mengancam lagi) "Kalau saya bilang diam ya diam jika tidak mau hidupnya sulit."

(Ibu Fira meninggalkan ruang guru dengan amarah).

(Siska diam-diam emndengarkan pembicaraan tersebut dari luar ruang guru).

Adegan 6

(Nadya dan Siska mencoba mencari dukungan dari siswa lain terkait kasus bully ini).

Siska : "Nad kita gabisa biarin ini terus berlanjut, kita butuh bantuan dari teman-teman.'

Nadya : "Tapi gimana sis caranya, mereka aja keliatannya mendukung Fira dan teman-temannya."

Siska : "Iya juga yah, bingung banget lagi."

(Siska mempunyai ide untuk memberanikan diri untuk memberitakan kejadian ini kepada media).

Siska diam-diam sudah mempunyai video yang direkam diam-diam oleh siswi yang berada di kamar mandi pada saat Nadya di bully oleh Fira. Dan menjadikan video itu bukti bahwa adanya bully di sekolah mereka.

Media : "Apakah benar ada tekanan dari keluarga Fira di sekolah ini?"

Siska : "Benar ada, karena saya merekam pembicaraan antara orangtua Fira dan juga Guru di Ruang guru, saya pun mempunyai bukti bahwa Fira sering melakukan bully terhadap teman saya Nadya."

Sesudah berita ini naik ke media. Maka pihak sekolah mendatangkan orangtua Fira, Nadya, Siska, Guru, dan ada pihak berwenang disitu.

Pihak Sekolah : "Fira, kamu tahu apa yang kamu lakukan itu salah?"

Fira : (menundukkan kepala) "Iya, Bu."

Ibu Fira : "Masalah biasa aja kok bisa jadi besar banget." (Dengan nada kesal)

Pihak Sekolah : "Karena yang dilakukan anak ibu memang salah."

Ibu Fira : "Berani-beraninya kamu bilang seperti itu, saya kan salah satu donatur di sekolah ini."

Pihak Sekolah : "Jika begitu, Ibu berhenti saja sebagai donatur dari sekolah kami."

(Ibu Fira terdiam dan merasa sangat malu)

Guru : "Kamu harus meminta maaf kepada Nadya."

Fira : (kepada Nadya) "Nadya, gue  minta maaf buat semua yang pernah gue lakuin. Gue janji gaakan gangguin lo lagi."

Nadya: (mengangguk) "Iya,fir."

Pihak Sekolah : "Mulai sekarang, tidak ada lagi toleransi terhadap bullying. Setap pelaku akan dihukum sesuai aturan. Dan mulai sekarang Fira bukan lagi siswi dari sekolah ini."

Setelah kejadian tersebut pihak sekolah sepakat mengeluarkan Fira dari sekolah karena telah melakukan bullying sampai kekerasan fisik.

Naskah drama ini menyoroti dampak negative kekuatan ekonomi dan pengaruh pada sistem pendidikan, serta pentingnya melibatkan media dan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah bullying agar para pelaku jera atas perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun