Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peneduh Dukamu

17 November 2022   06:33 Diperbarui: 17 November 2022   06:43 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telaga itu masih sama, menyimpan dingin yang lama di kedalaman dadamu itu, kini riaknya tak lagi ceria karena ia tahu setiap tetesnya berasal dari hujan air mata yang jatuhnya hanya menitipkan kecewa, deras pun hanya mengisi apa-apa yang hampa.

"Apakah aku masih menjadi sejuk pada air telaga itu," katamu pada aku yang hanya menjadi tepian sepimu, hanya sebatas jemari yang jadi peneduh saat hujan dukamu saja.

Kita masih mencari jalan setapak, menyusuri jejak untuk temukan dunia baru, tapi terkadang lupa;
pada penghilang dahaga
pada teduh di pinggir telaga
pada hati tempat kembalinya hari-hari.

Namun, lihatlah di sana, cahaya itu masih ada berpendar walau samar-samar, berkelindan dengan gelap yang masih saja menyekap segala harap, isyaratkan ada sebentuk harapan yang menunggu benderang lalu jadi gemintang, untuk kembali jadi sepilihan mimpi yang  kembali kau kagumi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun