Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Alasan Memilih Padang Panjang dan Sekitarnya sebagai Tempat Slow Living!

26 Januari 2025   21:51 Diperbarui: 26 Januari 2025   21:51 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama Kelok Kabuik di Kota Padang Panjang: Foto Yusriana Siregar Pahu

Keindahan Alam yang Menenangkan

Padang Panjang, Batipuh, dan Sepuluh Koto merupakan tempat yang ideal untuk slow living. Ketiga daerah ini selingkar Kota Padang Panjang. Tepi-tepi Kota Padang Panjang bila kita dari Padang berbatasan dengan Singgalang Kariang, dari Bukittinggi berbatasan dengan Sepuluh Koto dan Nagari Paninjauan, bila dari Solok, berbatasan dengan Batipuh.

Ketiga daerah ini biasa disingkat Pabasko. Padang Panjang,  Batipuh,  dan Sepuluh Koto. Ketiga daerah ini saling bahu membahu dalam memutar ekonomi daerah setempat. Sepuluh Koto  berupa Nagari Paninjauan dan Singgalang merupakan nagari penyumbang hasil bumi yang dijual di Pasar Padang Panjang, Koto Baru, dan Bukittinggi.

Daerah ini penghasil lobak, sawi, brokoli, cabai, beras, tomat, wortel, bawang merah, bawang putih, bawang perai, terung, seledri, strowbery, kentang, dan labu-labuan. Petani di sana bertanam di bawah kaki Marapi dan Singgalang.

Marapi sebagai gunung api yang masih aktif sedangkan Singgalang gunung yang dinobatkan sedang tidur. Kedua gunung itu ibarat Ayah dan Ibu bagi warga Pabasko. Mereka menjaga nagari ini dalam udara sejuk nan menenangkan dengan limpahan tanah yang subur dan curah hujan yang bagus.

Bila kita datang dari Bandara Minang Kabau (BIM) Padang, sebelum masuk kota Padang Panjang tepatnya Silaing, kita akan bertemu pemandangan Bukit Barisan dari Nagari Sicincin, Kayu Tanam, dan Singgalang Kariang yang berbatasan dengan Silaing. Bukit Barisan ini bersatu pula dengan Bukit Tui yang ada di Kota Padang Panjang.

Sebelum membahas Bukit Tui kita lihat dulu Air Macur ini. Ada warga menyebut Aie Tajun, Air Terjun, dan ada pula menyebut Air Macur. Air ini sampai sekarang tak pernah kering. Ia mengalir dari gunung Singgalang terus ke Sungai Andok dan Kayu Tanam. Di sini hutannya masih alami. Menyejukkan mata. Duduk melambat sejenak menikmati bunyi jatuhnya air laksana musik alami Ilahi Rabbi.

Air terjun legendaris di tepi Kota Padang Panjang: Foto kidalnarsis.com
Air terjun legendaris di tepi Kota Padang Panjang: Foto kidalnarsis.com

Lokasi air terjun itupun sangat mudah dijangkau tidak membutuhkan effort yang banyak. Di tepi jalan raya. Ada tempat parkir yang luas dan jenjang turun ke kolam Air Terjun. Dulu saat anak-anakku kecil, mereka suka mandi di sini. Airnya sejuk dan dingin sekali bagi yang belum terbiasa.

Secara adminstrasi lokasi ini masuk wilayah Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Ada juga yang menyebut Air Terjun Lembah Anai, Kadang ada yang bilang Air Terjun Proklamator ini wisata air terjun Padang Panjang karena begitu dekat, 1,5 KM.

Air Terjun Lembah Anai (dikenal pula Air Mancur, ejaan lama: Ajer Mantjoer) terletak di jorong aie mancua nagari Singgalang, X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat setinggi sekira 35 meter. Berada tepat di tepi Jalan Raya Padang-Bukittinggi di kaki Gunung Singgalang.

Air Terjun ini merupakan bagian dari aliran Sungai Batang Lurah, anak Sungai Batang Anai yang berhulu di Gunung Singgalang di ketinggian 400 Mdpl. Air terjun ini terletak di batas barat kawasan Cagar Alam Lembah Anai sehingga suasana masih alami dengan hutan lebat serta pepohonan rimbun seperti diuraikan di atas.

Di sekitar air terjun pun terdapat monyet jinak dan ramah yang berkeliaran. Pada saat liburan, air terjun ini dikunjungi oleh ratusan pengunjung. Keindahannya membuat Air Terjun menjadi ikon pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Di sekitar air terjun ada kuliner khas Sumatera Barat. Rendang di sini sangat nikmat begitu juga dendeng dan ikan bakar serta ayam bakarnya.

Melaju meninggalkan Air Terjun kita terus ke Kota Padang Panjang. Di sini ada PDIKM dan Minang Vilage. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau biasa disingkat (PDIKM) salah satu museum di Sumatera Barat yang terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.

Museum bersisi berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual. Museum dapat kita akses dari jalur utama Padang–Bukittinggi, Air Terjun di atas sekitar 1,5 kilometer dan dua kilometer dari pusat Kota Padang Panjang.

Kawasan inipun dikelilingi oleh perbukitan hijau, sawah yang subur, dan udara sejuk khas pegunungan. Pemandangan Gunung Marapi dan Singgalang menjadi latar belakang yang sempurna untuk hidup tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota didapat di dua destinasi itu.

PDIKM Padang Panjang: Foto Wikipedia.org
PDIKM Padang Panjang: Foto Wikipedia.org

Budaya yang Kaya

Wilayah ini terkenal memiliki budaya Minangkabau yang kuat. Masyarakat Pabasko terkenal ramah dan saling gotong royong. Tradisi seperti randai, seni musik, dan masakan khas Minang memberikan pengalaman hidup yang bermakna di sini. Pada setiap sudut destinasi akan tersedia.

Panorama Persawahan dengan Latar Danau Singkarak dan Bukit Tui: Foto Yusriana Siregar Pahu
Panorama Persawahan dengan Latar Danau Singkarak dan Bukit Tui: Foto Yusriana Siregar Pahu
Ritme Kehidupan yang Lambat

Padang Panjang, Batipuh, Sepuluh Koto, dan sekitarnya memiliki suasana yang tidak tergesa-gesa karena suasana yang sejuk, cocok untuk menikmati hidup dengan penuh kesadaran (mindfulness). Aktivitas seperti bercocok tanam, menikmati kopi di pagi hari, teh talua, dadih, katupek pitalah, lontong, pical, bubur kampiun, godok manih, atau sekadar duduk menikmati pemandangan terasa lebih berarti meski hanya di atas motor.

Kuliner sederhana godok manih terbuat dari pisang: Foto Yusriana Siregar Pahu
Kuliner sederhana godok manih terbuat dari pisang: Foto Yusriana Siregar Pahu

Udara Bersih dan Sejuk

Berkeliling Kota Padang Panjang dan sekitarnya hanya butuh waktu 1 hari saja. Kita sudah bisa mengunjungi Air Terjun, PDIKM, Minang Village dengan pemandiannya, Nagari Gunung dengan Panorma Kelok Kabuiknya, Nagari Paninjauan dengan spot sawah berlatar Merapi dan Singgalang, serta Batipuh dengan panorama Danau Singkarak. 

Dengan ketinggian sekitar 760 mdpl, udara di Padang Panjang dan sekitarnya sangat sejuk, bebas polusi, dan mendukung gaya hidup sehat dengan mengadopsi gaya hidup moda slow living. Hal ini menjadikannya tempat yang sempurna untuk mengisi ulang energi tubuh dan pikiran.

Ladang Petani berlatar gunung Marapi Nagari 3 Suku Paninjauan:Foto Yusriana Siregar Pahu
Ladang Petani berlatar gunung Marapi Nagari 3 Suku Paninjauan:Foto Yusriana Siregar Pahu

Panorama Kelok Kabuik Nagari Gunung Kota  Padang Panjang:Foto Yusriana Siregar Pahu
Panorama Kelok Kabuik Nagari Gunung Kota  Padang Panjang:Foto Yusriana Siregar Pahu

Fasilitas yang Memadai untuk Hidup Nyaman

Selain menawarkan suasana tenang, Padang Panjang tetap memiliki fasilitas dasar seperti pasar tradisional, transportasi, hotel/wisma, dan akses kesehatan. Kombinasi ini cocok untuk slow living tanpa kehilangan kenyamanan dasar. Di sini kuliner pun semakin menggoda di malam hari karena ada fasilitas Pasar Kuliner Padang Panjang yang dibuka mulai pukul 16.00 WIB hingga pagi.

Slow living tentang menikmati makanan sehat, dan kawasan itu terkenal dengan bahan makanan segar dari alam, seperti sayur-sayuran, ikan air tawar, dan beras asli Minangkabau. Makanan tradisionalnya mendukung pola makan alami yang lebih sehat.

Lokasi Pabasko pun strategis untuk menjelajahi destinasi wisata lain seperti Danau Singkarak, Istano Basa Pagaruyung, atau Lembah Anai, maupun Jam Gadang Bukittinggi yang semuanya menawarkan pengalaman relaksasi dan eksplorasi alam yang berbeda-beda.

Dengan keindahan alam, ritme hidup yang lambat, dan kekayaan budaya, Padang Panjang Batipuh Sepuluh Koto menjadi tempat yang ideal untuk menjalani gaya hidup slow living. 

Masjid Jamik Al Wustha Balai Hilia Paninjauan diresmikan Mekominfo Tifatul Sembiring: Foto Yusriana Siregar Pahu
Masjid Jamik Al Wustha Balai Hilia Paninjauan diresmikan Mekominfo Tifatul Sembiring: Foto Yusriana Siregar Pahu

Memilih Padang Panjang dan sekitarnya sebagai tempat slow living adalah keputusan yang sangat bijak. Berikut beberapa kesimpulan alasan yang semakin memperkuat pilihan tersebut:

1. Suasana Alam yang Menenangkan

Padang Panjang dan sekitarnya, termasuk Batipuh dan Sepuluh Koto, memiliki pemandangan alam yang memanjakan mata. Hamparan sawah, perbukitan hijau, dan air terjun seperti Lembah Anai menciptakan suasana damai yang sempurna untuk meresapi setiap momen kehidupan.

2. Ketenangan dan Kebersahajaan Hidup

Ritme kehidupan di Padang Panjang cenderung lambat namun penuh makna. Tidak ada hiruk-pikuk kota besar yang membuat stres, hanya ada kesederhanaan yang mendukung hidup dengan tenang dan fokus pada hal-hal penting seperti ibadah, kesehatan, dan kebahagiaan.

3. Iklim Sejuk yang Menyegarkan

Udara sejuk khas pegunungan di Padang Panjang sangat mendukung gaya hidup sehat. Anda dapat menikmati suasana pagi yang segar sambil berjalan kaki, berkebun, atau sekadar menyeruput kopi hangat/ teh talua sembari memandang puncak gunung Merapi dan Singgalang di kejauhan.

4. Ketersediaan Bahan Makanan Segar

Pasar tradisional dan sumber daya alam lokal menyediakan bahan makanan segar yang mendukung pola makan sehat. Anda bisa menikmati masakan khas Minang dengan bahan-bahan alami langsung dari petani lokal. Di sini pun tersedia susu murni yang sehat langsung diperah warga setempat.

5. Budaya yang Kental

Masyarakat Padang Panjang memegang teguh nilai-nilai adat Minangkabau yang sarat akan filosofi, seperti "adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah." Kehangatan komunitas dan budaya ini memberikan rasa nyaman, sekaligus menjadi pelajaran hidup yang mendalam.

6. Aktivitas untuk Mengisi Hari dengan Positif

Di sini, kita bisa menghabiskan waktu dengan berkebun, membaca buku sambil ditemani suara alam, atau menjelajahi tempat-tempat indah di sekitar seperti Danau Singkarak, Nagari Pandai Sikek, dan Istano Basa Pagaruyung.

7. Akses yang Strategis

Selain suasananya damai, Padang Panjang memiliki akses yang strategis. Letaknya di persimpangan jalur lintas Sumatera memudahkan perjalanan ke Bukittinggi, Solok, dan Padang. Fasilitas pendidikan, hotel, kesehatan, dan transportasi juga memadai.

Dengan segala potensi ini, Padang Panjang tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat untuk menemukan harmoni dalam hidup. Slow living di sini berarti menjalani hidup dengan sadar, terhubung dengan alam, dan merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Teh Talua Khas Minuman Kota Padang Panjang Batipuh Sepuluh Koto: Foto tribratanews.polri.go.id
Teh Talua Khas Minuman Kota Padang Panjang Batipuh Sepuluh Koto: Foto tribratanews.polri.go.id

Dadiah Padang Panjang: Foto manjayatras.com
Dadiah Padang Panjang: Foto manjayatras.com

Sejarah Kota Padang Panjang

Awal Mula

Pada masa awal, masyarakat Minangkabau di Padang Panjang hidup dari pertanian, seperti menanam padi di sawah-sawah terasering yang hingga kini masih dapat dilihat di sekitar kota. Salah satu jejak sejarahnya adalah keberadaan rumah gadang tradisional yang menunjukkan arsitektur khas Minangkabau.

Peran dalam Perdagangan

Jalur kereta api Padang Panjang-Bukittinggi, yang merupakan bagian dari jalur kereta api Sumatera Barat, menjadi contoh nyata pentingnya kota ini dalam perdagangan. Hingga kini, Stasiun Kereta Api Padang Panjang adalah salah satu stasiun tertua yang masih berfungsi sebagai ikon transportasi sejarah.

Pusat Pendidikan Islam

Madrasah Diniyah Puteri adalah contoh nyata peran Padang Panjang dalam pendidikan Islam. Selain itu, di kota ini terdapat Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, yang menjadi pusat seni budaya tradisional Minangkabau.

Peran dalam Pergerakan Nasional

Tokoh seperti Rahmah El Yunusiyah menjadi contoh kebangkitan perempuan dalam dunia pendidikan. Beliau tidak hanya mendirikan Diniyah Puteri, tetapi juga menjadi inspirasi dalam perjuangan hak pendidikan untuk perempuan Muslim.

Gempa dan Pemulihan

Pada gempa bumi besar 1926, banyak bangunan di Padang Panjang yang hancur. Namun, masyarakat berhasil membangun kembali kota ini, dengan beberapa struktur modern yang tetap mempertahankan unsur arsitektur Minangkabau. Contohnya adalah Masjid Asasi Sigando, yang masih berdiri kokoh dan menjadi simbol kekuatan budaya dan agama.

Kehidupan Modern

Kini, wisatawan dapat mengunjungi tempat seperti Minang Fantasi (Mifan), sebuah taman wisata yang menggabungkan rekreasi modern dengan keindahan alam pegunungan. Selain itu, pasar tradisional Padang Panjang menawarßè2qqqkan produk khas seperti rendang dan dendeng yang menggambarkan kelezatan kuliner Minangkabau.

Masa Kelam

Longsor Bukit Tui di Padang Panjang adalah bencana alam yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dan struktur tanah yang rawan longsor. Salah satu kejadian besar tercatat pada tahun 2012, yang mengakibatkan kerusakan rumah warga, terganggunya jalur transportasi, dan korban jiwa. 1Curah hujan yang ekstrem melemahkan lereng bukit, sementara penebangan pohon liar dan perubahan fungsi lahan turut memperburuk kondisi lingkungan di sekitar area tersebut.

Sebagai langkah pemulihan, pemerintah dan masyarakat melakukan relokasi warga dari zona rawan longsor, penanaman kembali hutan untuk mencegah erosi, dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Selain itu, edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan pemasangan sistem peringatan dini menjadi prioritas untuk mengurangi risiko longsor di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun