Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Quiet Firing Bisa Disiasati dengan Perbaikan Kualitas Kerja dan Pendekatan Agama

24 Maret 2023   10:27 Diperbarui: 30 Maret 2023   04:00 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi suasana bekerja di kantor. (sumber: Unsplash.com/@marvelous via kompas.com)

"Ya, Allah, engkau memiliki ilmu sedang hamba tidak. Engkau maha mengetahui sedang hamba tidak. Ya, Allah Ya Rabbi, andai menurut ilmuMu dan menurut pengetahuanMu, tak baik  bagi hamba bekerja di sekolah ini, tak baik bagi diri hamba, agama hamba, kehidupan hamba di dunia dan akhirat, dan tak baik bagi keluarga hamba, maka berikanlah hamba tempat bekerja yang baik di manapun tempat bekerja itu berada. Engkau sebaik-baik pemberi rezki bagi hambaMu, Ya Rabbi. Aamiin Ya Rabbal Aalaamiin."

Ketiga, Dekatilah Atasan atau Manajer lalu Bicara

Sesudah refleksi dan salat istikharah kita akan semakin yakin, resign atau bertahan. Bila memilih bertahan, dekatilah atasan kita atau manajer untuk bicara. Bicaralah dengan mereka dan meminta maaflah atas kinerja kita selama ini.

Beri dukungan untuk diri sendiri melakukan perubahan. Minta waktu kepada atasan atau manajer untuk benar-benar melakukan perubahan. Berjanjilah untuk mereformasi diri menjadi guru atau karyawan yang berkualitas, beretos kerja tinggi, dan loyal.

Dengan refleksi, pendekatan agama (salat istikharah) biasanya hati atasan pun akan mendapat imbasnya. Ketika kita berbicara dan mendekati si atasan atau manajer bisa dua kemungkinan.

Pertama, diberi kesempatan kedua bekerja tapi dengan pembacaan riwayat kesalahan kita. Duh, memang deg degan pasti. Ini doa istikharah versi 1. Nah, bersyukurlah. Berubahlah. Bekerjalah dengan baik.

Kedua, sama sekali tak diberi kesempatan kedua untuk bekerja. Si bos malah mencak-mencak. Tapi bos kembali sadar tak mungkin memecat karena nanti malah bayar pesangon. 

Terima aja perlakuan ini dulu. Tapi, lebih baik waspada dengan mencari tempat kerja yang lebih baik menurut Allah, di mana pun berada. Ini versi doa istikharah kedua.

Keempat, Meminta Pendapat dan Bantuan Orang Lain untuk Memotivasi

Nah, bila hasil dari refleksi, salat istikharah, dan berbicara dengan atasan, kita diberi kesempatan kedua, maka mintalah pendapat atau bantuan orang lain untuk memotivasi kita.

Quiet firing biasanya disebabkan oleh kualitas komunikasi kita dengan rekan kerja, atasan, dan manajer yang buruk. Kita bisa membicarakan cara kerja inovatif dengan meminta pendapat mereka. Dukugan mereka atas program kita sangat perlu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun