Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Apakah Risiko bagi Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua yang Suka Mengkritik?

31 Januari 2023   18:06 Diperbarui: 4 Februari 2023   05:05 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola asuh orangtua yang suka mengkritik (Parenting for Brains via lifestyle.kompas.com)

Anak disarankan untuk mendapatkan dukungan emosional kembali dari orangtua. Tentu ini kadang tak disadari orangtua apalagi anak pun tak mau terbuka. Teman atau saudara diperlukan untuk membantu menghilangkan rasa bersalah tersebut.

Teman atau saudara yang mau membantu dengan tangan terbuka. Jika parah dan menggangu tentu butuh bantuan dari psikolog atau psikiater. Lihatlah anak, butuhkah bantuan  untuk menyembuhkan rasa bersalahnya? Atau adakah luka lain yang ditimbulkan dari perilaku orang tua.

Diharapkan dengan dukungan tersebut akan membuat anak mau menerima diri mereka sendiri, tenang menghadapi hudup selanjutnya, sampai dapat berdamai dan menyembuhkan luka sendiri. Pelukan hangat orangtua dan perubahan sikap orangtuapun sangat membantu.

Sering meminta maaf karena merasa bersalah

Akibat lain pola asuh orangtua yang suka mengkritik adalah anak suka meminta maaf. Bahkan anak akan meminta maaf untuk banyak hal sekalipun ia tak melakukan kesalahan.

Hadis Nabi mengatakan jika tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Memberi maaf lebih baik daripada meminta maaf.

Ilustrasi ibu sering mengkritik: schoolingblogs.wordpress.com
Ilustrasi ibu sering mengkritik: schoolingblogs.wordpress.com

Anak yang tumbuh dengan pengawasan terus-menerus dari orangtua akan mengalami kesulitan. Anak sulit mempercayai kemampuannya sendiri.

Bahkan anak akan selalu berhalusinasi seolah "mendengar" bisikan-bisikan mental. Bisikan yang menyatakan bahwa anak tak pintar atau tak mampu melakukan hal itu.

Anak cendrung menghindari risiko

Anak yang dibesarkan dengan kritik, ketika dewasa, kepercayaan dirinya akan gagal berkembang. Tak kompeten dan tak mampu melakukan banyak hal. Takut resiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun