“ Nit, kenapa mereka semua seperti itu yah? ”
“ Seperti itu bagaimana? ”
“ Mereka semua sensitif cuma gara gara hal kecil seperti itu”
“ Mungkin mereka lagi pusing sama tugas “ Nita mencoba membantah.
“ Tapi itu sudah sering terjadi “ Aku kembali melanjutkan topik.
“ Sebenarnya aku juga merasakan seperti yang kamu rasakan Al ” Nita mulai mengakui.
“ Mungkin kita harus meminta maaf atau mengatakan apa yang kita rasakan secara langsung kepada mereka”
“ Tenang saja, nanti mereka akan kembali seperti biasa lagi, tapi mungkin akan butuh waktu” Nita mencoba menenangkan.
“ Baiklah, kita tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya” Aku lalu kembali ke kamarku sendiri.
Esok harinya di kelas, baru kali ini kami duduk saling berjauhan. Mungkin karena masalah masalah yang terjadi kemarin. Hari ini kami tidak melakukan kebiasaan kami dikelas yang biasanya kami lakukan seperti hari hari yang lalu. Saat ini kelas terasa sepi tanpa suara tawa dan teriakan dari kami berempat. Tapi itu tidak mengapa, agar mereka bertiga merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki teman, bagaimana rasanya sendirian dan kesepian akibat perilaku mereka sendiri. Agar mereka tau apa akibat dari sifat egois, mau menang sendiri, tidak tahu diri, dan tidak mau mendengarkan orang lain yang mereka lakukan selama ini. Saat saat ini akan menjadi pelajaran untuk mereka agar tidak mengulangi lagi hal hal seperti itu dan agar mereka mau berusaha memperbaiki diri mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saat jam istirahat,