Siapa  tak kenal Lilik? Langganan juara kompasiana. Sedang panas-panasnyam  sedang rajin-rajinya, Tak heran jika Lilik memaksimalkan kegiatan  menulis kompasiana setiap hari.  Maklum, sebagai waita yang sedang di  usia yang  lumayan  matang, Lilik tak ingin kalah dengan yang lebih muda  macam Latifah.
Setiap hari, lilik bisa menulis empat sampai lima  kali. Bahkan pernah sampai dua puluh  artikel dalam hari. Mumpung masih  punya  stamina  yang baik dan prima.
Hal tersebut  berlangsung  sampai beberapa bulan lamanya. Pada awalnya, Admin kompasiana tidak  keberatan, bahkan sangat menikmati hasil karya Lilik setiap hari. Maklum  saja admin sudah lelah membaca keributan kelompok partisan kompasianer  yang selalu perang opini diwakili tokoh Yon dan Gatot.  Namun semakin  hari, Lilik semakin merasa bosan dan butuh  tantangan baru. Lilik  kemudian beralih dari sastra ke kolom  lain yang  kontroversi. Tak  tanggung-tanggung Lilik menulis artikel kritis kepada pihak ketiga atau  pendonor kompasiana macam Meikarta dan Oppo yang jadi sponsor induk grup  kompasiana.Â
Perubahan gaya tulisan Lilik membuat dia rajin  kritik perusahaan sponsor content afiliation kompasiana. Tek pelak  jajaran admin pun galau dibuatnya, Kevin sebagai content officer  langsung menghadap sang COO Iskandar untuk tindakan lebih lanjut  kepada  Lilik. Maka, dengan  gagahnya Iskandar pun kemudian mengungkapkan  kemasygulannya kepada Lilik.
"Mbak,  selama ini Mbak merasa nggak  kalau terlalu berlebihan soal tulisan kompasiana?" Tanya  Iskandar  dengan nada yang sangat  sopan.
"Berlebihan bagaimana, Mas?"
"Ya, berlebihan. Setiap malam hari kamu selalu bikin tulisan kritik terus."
"Lho, kan aku pengin ngejar cita-cita dan pengalaman supaya aku jadi kompasianer yang serba bisa, gimana tho Mas Iskandar ini."
"Iya, ngejar itu boleh tapi Mas rasa, caranya nggak seperti itu, Mbak."
"Tapi  kompasianer lain suka tulisanku, kan? Toh yang baca banyak jadinya  kompasiana lebih terkenal" Tanya Lilik dengan sedikit menggoda. Iskandar  tersipu memerah. Wajar saja selain Lilik bernampilan menarik,  Iskandar  juga masih jadi lelaki normal alias heteroseksual.
"Ya awalnya sih suka, Mbak. Tapi kalau berlebihan, ya jadi nggak suka."