Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Faktor Terbesar Penghambat Kemajuan

26 Januari 2022   22:46 Diperbarui: 26 Januari 2022   23:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keluar dari Zona Nyaman (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Banyak orang berpendapat Raffi Ahmad adalah orang yang beruntung. Sehingga dia bisa ada diposisi sekarang dengan kehidupannya yang terbilang sukses.

Namun banyak orang yang juga tidak tahu, sebelum dia ada di posisi yang sekarang, dia hampir bekerja 20 jam setiap hari tanpa mengeluh dan terus melewati prosesnya dengan gigih.

Orang-orang hanya melihat Raffi Ahmad ketika dia sudah berhasil. Padahal sama sepertihalnya manusia lain, dia pernah gagal. Pernah hampir bangkrut dan mempunyai banyak hutang. Keberhasilannya bukanlah akibat dari adanya "keberuntungan" atau pun hadiah Tuhan.

Jadi, keberuntungan dan kesialan itu sebenarnya hanyalah akibat. Bahkan hanya dengan merubah "pikiran" kita sendiri, dengan sekejap kita dapat merubah kesialan menjadi keberuntungan atau pun sebaliknya.

Tidak perlu sampai menyalahkan Tuhan atau pun keadaan. Karena apa pun realitas yang terjadi diluar sana pada hakikatnya merupakan hasil dari apa yang secara "tidak sadar" kita undang untuk datang.

Butuh pemahaman dan kesadaran lebih jauh untuk merubahnya. Tapi memang akan sangat sulit menyelamatkan dan menyadarkan mereka yang sudah terlanjur jatuh kedalam lubang "ketidaksadaran"

Mereka harus dibantu naik setahap demi setahap meninggalkan dan menghancurkan keyakinannya sendiri agar dapat naik kelas.

Mereka harus paham dan tidak boleh lagi merasa bahwa mereka adalah "korban" kehidupan. Mereka harus sadar bahwa, pikiran, tindak-tanduk dan serangkaian aksinya juga ikut menentukan nasibnya sendiri.

Ada orang yang sebenarnya tahu bahwa dirinya kurang berupaya dan berusaha. Tapi karena dirinya sudah merasa "nyaman" dengan keterbatasan dan keadaannya itu, akhirnya tidak ada gairah atau pun semangat yang muncul dalam dirinya untuk merubah semua itu.

Saya pikir tidak ada dalam sejarah orang yang kini sukses hidup kaya raya dan bergelimang harta merasa "nyaman" dengan keadaan "susah" dan mengharuskan dia hidup dalam keterbatasan.

Mereka bisa berubah dari keadaan susah menjadi senang karena mereka "tidak merasa nyaman" dengan keadaan itu sehingga timbulah gairah atau semangat dalam diri mereka untuk merubahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun