Mohon tunggu...
Retno Lestari
Retno Lestari Mohon Tunggu... Pendidik berdedikasi yang berpengalaman sebagai guru SMK, SMA, Tutor PKBM, serta aktif di berbagai kegiatan strategis nasional seperti narasumber pendamping pusat bantuan Teaching Factory (TeFa) dan Projek Kegiatan Kewirausahaan (PKK). Terlibat aktif sebagai fasilitator, penelaah, dan kontributor di Platform Merdeka Mengajar (PMM), serta penelaah capaian pembelajaran Puskur. Memiliki semangat berbagi praktik baik dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Indonesia yang lebih adaptif dan transformatif.

Membaca adalah kegiatan yang memperkaya batin dan pikiran saya. Dengan membaca, saya belajar memahami dunia dan diri sendiri. Saya meyakini bahwa berpikir positif, bersikap optimis, dan memiliki ketegasan adalah kunci untuk menghadapi hidup dengan mantap dan percaya diri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mendung di Mata Rena

7 Juli 2025   07:42 Diperbarui: 7 Juli 2025   07:42 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Matamu, lihatlah matamu . . . seperti mataku Nak, ada mendung di matamu, maafkan ibu Nak, ibu menyesal " sambil tersedu-sedu.

Rena hanya diam saja makin tidak mengerti.

"Dulu, ibu telah . . . . . ." belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba dua orang algojo berwajah menyeramkan dan berpakaian hitam datang dan memisahkan pelukan mereka, kemudian menyeret wanita itu dengan kasar dan menjambaknya.

"Apa yang kalian lakukan dengan ibu ini?" tanya Rena.

"Dia tidak pantas di sini " jawab salah satu algojo itu.

"Lepaskan ibu itu "sambil mencoba melepaskan tangan algojo itu dari wanita itu. Akan tetapi Rena didorong dengan keras oleh algojo itu. Tangan Rena merah dan dadanya merasa sesak serta sakit.

"Orang bersalah dan banyak dosa patut dihukum " ucap algojo itu.

Tiba-tiba ada algojo lain datang dan kemudian membisikkan sesuatu kepada algojo-algojo itu. Kemudian salah satu algojo itu mendekat dan menyeret Rena mencoba mengusirnya dari tempat itu.

"Kamu harus pulang, di sini bukan tempatmu, pulanglah, ini belum waktunya" ucap algojo itu dengan nada keras. Rena memandang wanita itu, dia tampak lemah dan kesakitan. Kemudian ia pun mencoba mendekati dan ingin menolongnya. Akan tetapi, tangannya ditarik paksa oleh salah satu algojo itu. Tubuhnya pun di dorong keluar pintu, ia merasakan tubuhnya jatuh di tempat yang amat gelap. Rena tak sadarkan diri.

*****

            Rena terbangun, tiba-tiba ia sudah berada di atas tempat tidur, Mbok Inah tertidur disampingnya. Rena merasakan dadanya sangat sakit. Mbok Inah terbangun dan memeluk Rena dengan erat seolah-olah tak ingin melepaskannya. Rasa cemas dan kekhawatirannya selalu ia sembunyikan, mengingat gadis ini adalah harta yang paling berharga. Ia selalu menjaga dengan berjuta kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun