Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"The Power of Simbols"

16 Oktober 2021   10:43 Diperbarui: 16 Oktober 2021   10:53 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Power of Symbols (Dok. Pribadi)

          Dalam setiap kebudayaan, pakaian atau busana mempunyai arti khusus. Pakaian telah dikaitkan secara erat dengan jati diri nasional, dengan struktur kelas, dengan kualifikasi profesional, dengan konvensi masa tertentu, dengan tahap-tahap pertumbuhan dan penuaan, dengan pertunjukan dan perayaan kesenian. Orang laki-laki atau perempuan yang disendirikan, atau untuk hidup sebagai biarawan/biarawati atau untuk menjalankan fungsi-fungsi keagamaan hampir selalu mengenakan pakaian yang berbeda. Jaket belacu orang Cina, Sari indah wanita India, serban orang Sikh, Jubah panjang orang Arab dan pejabat Afrika, semuanya itu telah menjadi sangat mudah dikenali sebagai petunjuk asal usul.

          Kristen adalah simbolisme menanggalkan pakaian lama dan mengenakan pakaian baru. Apa pun perubahan mode yang terjadi di suatu negeri atau jemaat, hal itu adalah segi tingkah laku manusia yang tidak berubah. Sebuah pakaian menjadi usang, berlubang-lubang atau sobek-sobek, menjadi lusuh, kumal, dan tidak layak lagi dikenakan. Dalam ajaran Yesus, Ia mengatakan bahwa "Jangan menambalkan kain baru pada pakaian lama". Pakaian menyimbolkan manusia; dunia kodrati adalah sebuah pakaian yang menyimbolkan yang ilahi.

Pakaian adalah sebuah topeng, suatu petunjuk tentang jabatan, tingkah, status, peranan, tetapi bukan identifikasi dengan suatu bagian dari pengada hakiki. Bagi Carlyle, simbol, seperti pakaian adalah bayangan yang mengundang para penglihat untuk menembus dengan daya imajinasinya ke realitas di seberang sana. Akan tetapi, simbol tidak mengambil bagian dalam realitas itu.

          Pakaian untuk perayaan Ekaristi yang dikenakan oleh seorang Imam mempunyai sifat suci. Pakaian itu tidak dapat dikenakan untuk tujuan-tujuan duniawi dan tidak dapat dipandang sebagai segi tindakan ekaristi yang dapat berubah-ubah. Seorang Imam yang mengenakan pakaian keimanannya menjadi pengejawantahan yang-suci. Pakaian simbolis adalah bagian dari tindakan Allah yang mewahyukan diri.

3.4 Terang dan Gelap

          Terang dan kegelapan merupakan fenomena yang kita insafi secara paling tetap dan sesadar-sadarnya. Irama terang dan gelap bersifat unik. Lambat laun terang berkurang dan kita diiputi oleh kegelapan. Belum lama berselang kita mendapat penerangan terus-menerus oleh karena peralatan yang kita buat. Dalam Perjanjian Baru menghubungkan Allah secara langsung dengan tiga pengalaman manusia yaitu Allah adalah Roh, Allah adalah Kasih, Allah adalah Terang. Pengalaman terang banyak digunakan secara simbolis oleh para saksi kristen untuk membuat sesama mereka mampu tumbuh berkembang dalam pengetahuan akan Allah.

Manfaat simbolisme terang ialah bahwa simbolisme terang dapat digunakan tidak hanya dalam penagajaran dan penafsiran verbal tetapi juga oleh seniman-seniman yang menggunakan sarana-sarana visual untuk mengungkapkan wawasan-wawasan mereka sendiri, sementara Perjanjian Lama, khususnya dalam Kitab Mazmur, simbolisme terang digunakan dengan leluasa ketika berbicara tentang Allah dan hubungan-Nya dengan manusia.

          Bagi para pengkhotbah, simbol matahari yang memancarkan sinar-sinarnya merupakan simbol yang paling mengena untuk menyampaikan kepada para pendengar ajaran tentang Tritunggal. Matahari sendiri, pancaran sinar-sinarnya yang menyembuhkan dan menghidupkan, penerimaan terang dan kehangatan di bumi rupanya mengungkapkan keserupaan yang hidup dengan kodrat segitiga ke-Allah-an. Suar terang dan lubuk gelap adalah realitas-realitas yang tak dapat dielakkan dalam setiap masyarakat manusia: kontras itu menjadi lebih kentara lagi melalui wahyu kristen. Pada awal mulanya, kegelapan menyelimuti  wajah lubuk hati.

Kemudian terang ilahi bersinar dan orang-orang mulai berpaling ke arah terang itu, menciptakan "agama-agama yang lebih tinggi", akan tetapi, agama-agama ini menjadi formal serta tanpa kehidupan dan kegelapan kembali. Kemudian datanglah saat yang sudah ditetapkan, saat terang Sang Sabda bersinar memancarkan dan seakan-akan orang-orang sekarang harus berjalan maju dari terang ke terang. Akan tetapi, lagi-lagi egoisme dan kebutuhan menyebabkan kegagalan dalam gereja dan menjadi mendesak kebutuhan akan hal-hal yang tampak dapat mengingat orang akan  terang yang tak kelihatan.

          Terang telah menjadi simbol yang sangat kuat untuk mengungkapkan dan menyampaikan wahyu kristen. Para saksi telah mengatakan bahwa orang yang memaklumkan Sabda Allah dan kemudian mati serta bangkit kembali adalah pancaran kemuliaan Allah dan terang yang menunjukkan jalan bagi semua orang, pria dan wanita, untuk menemukan tujuan hidup mereka yang sesungguhnya.   

3.5 Api dan Air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun