Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"The Power of Simbols"

16 Oktober 2021   10:43 Diperbarui: 16 Oktober 2021   10:53 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Power of Symbols (Dok. Pribadi)

          Udara dana makanan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, anehnya udara dan makanan tidak pernah dipandang sebagai hal-hal yang memberikan segala yang diperlukan untuk eksistensi manusia yang khas manusia. Kemampuan universal untuk bertransendensi-diri membuat manusia dapat saling berkomunikasi melalui gerak-gerik atau melalui bahasa. Menggunakan simbol-simbol secara penuh berarti menjadi lebih manusiawi. Dalam tubuh harus ada daya atau kekuatan penggerak yang memampukan tubuh mengungkapkan diri dan berkomunikasi dengan orang-orang lain.

          Tubuh sebagai fenomena biologis yang sudah menjadi umum untuk seluruh bangsa manusia. Tubuh sebagai simbol yang menunjuk pada kenyataan yang lebih daripada fungsi-fungsi biologis dan kelihatan umum untuk semua orang. Tubuh merupakan simbol istimewa keutuhan, keanekaragaman, perimbangan, kekuatan pada laki-laki, dan keindahan pada perempuan. Tubuh dapat merosot martabatnya dan menjadi simbol kejahatan: khususnya hawa nafsu seksual kedagingan menjadi musuh roh; tubuh yang tercemar menjadi simbol kecemaran, tubuh yang rusak menjadi kuburan. Bagi Gereja Perdana, tubuh menjadi simbol yang dengan sangat jelas menunjuk kepada Kristus baik sebagai kepala tubuh maupun sebagai yang mempersatukan di dalam tubuh-Nya yang bangkit dari kematian seluruh jemaat kristen. Mengabaikan tubuh atau mencemarkan tubuh adalah dosa yang berat.

          Tubuh tampil untuk pertama kalinya pada saat kelahiran; tubuh itu harus disingkirkan pada saat kematian. Pada umumnya manusia lebih memikirkan kematian daripada kelahiran. Kelahiran menjanjikan pertumbuhan; kelahiran merupakan mata rantai pertama dalam rantai yang kelihatannya tanpa akhir. Namun, kematian bersifat final, tidak dapat di ubah, sejauh menyangkut tubuh. Ada pernyataan bahwa meskipun tubuh mati dan menjadi debu atau abu, tetapi jiwa yang telah diam di dalam tubuh akan terus hidup dalam keadaan yang lain. Tubuh dipandang secara simbolis sebagai suatu yang menunjuk kepada apa yang akan dikoordinasikan secara sempurna dan diintegrasikan secara penuh. Penguburan dan pembakaran jenazah dapat dipandang sebagai tanda yang bersifat utilites belaka, tanda penyingkiran mayat yang busuk. Di lain pihak, penguburan dan pembakaran itu dapat menjadi tindakan simbolis.

          Makanan manusia sejak dahulu kala adalah hasil-hasil dari binatang dan sayut-sayuran. Dalam masyarakat pemburu, daging merupakan makanan pokok sementara dalam masyarakat petani ialah biji-bijian. Makanan untuk kebutuhan-kebutuhan biologis dapat menyimbolkan makanan bagi pikiran dan jiwa.

         Masyarakat yang seluruh eksistensinya tergantung pada tanah dan pada siklus alam yang menyimbolkan upaya untuk memperoleh, menyimpan, dan menyantap makanannya dengan cara yang sangat berbeda. Organisasi masyarakat agraris pada hakikatnya bersifat hierarkis. Ada para pekerja di sawah-ladang, dengan kewajiban mengolah tanah dan menghasilkan panen, tidak hanya untuk diri mereka tetapi juga untuk memberi makan kepada seluruh masyarakat. Hasil bumi dari sawah-ladang dan kebun anggur dibawa dan dipersembahkan kepada para dewa; dengan demikian sumber kehidupan diberikan kembali untuk menjaga kelestarian siklus kesuburan dalam tatanan alam. Dalam banyak masyarakat agraris pemberian berupa makanan dan minuman dipersembahkan dengan kepercayaan bahwa dengan demikian berkat kesuburan dan kematangan akan dapat dijaga kelestariannya.

          Dalam tradisi kristen, Tuhan Yesus menetapkan roti dan anggur dan menghubungkannya dengan tubuh dan darah. Persembahan dan kurban merupakan penafsiran pokok atas tindakan-tindakan yang dilakukan atas roti dan anggur, sambil menghubung persembahan dan kurban itu secara khusus dengan tanah subur yang menghasilkan banyak buah, tempat asal pengambilan roti dan anggur tersebut. Aneka macam roti dan anggur dapat dipersembahkan tanpa merusak substansinya. Substansi dapat didefinisikan sebagai isi yang kekal dan sempurna, yang terjelma atau terungkap dalam dan melalui roti dan anggur, ciptaan ruang dan waktu. Tubuh manusia tidak dapat dipisahkan dari materi; pikiran atau jiwa manusia tidak dapat dipisahkan dari tubuh; manusia harus "makan" dunia materi agar dapat hidup; manusia harus menemukan makna dalam kegiantan-kegiatannya jika mau hidup dengan sepenuhnya.

          Tubuh manusia adalah simbol yang tepat untuk koordinasi banyak unsur di dalam suatu keutuhan organis; tubuh manusia juga dapat menjadi simbol untuk konsentrasi intens pada penggarapan suatu tujuan khusus. Hubungan antartubuh merupakan hubungan laki-laki dan perempuan atau hubungan ibu dan anak atau hubungan antarsahabat. Tubuh yang berhubungan secara sehat dengan lingkungannya menyimbolkan cita-cita keselarasan, koordinasi dan kehidupan organis.

3.2 Tanah

          Tanah mempunyai arti simbolis yang sangat penting. Kecintaan atau rasa lekat pada tana, dalam masyarakat agraris dihubungkan dengan penghormatan kepada dewi bumi, ibu pertiwi, yang melahirkan kehidupan kodrati. Tanah dipandang suci sebagai simbol sumber ada yang terakhir. Mencederai bumi, mengalihkan aliran sungai, merusak sebatang pohon adalah menghina pencipta dan proses penciptaan. Tanah dipandang sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar sarana produksi. Tanah adalah simbol seluruh proses-hidup ilahi.

          Pada umumnya tanah tidak tampil sebagai simbol dalam teori dan praktek kristen sekuat dalam agama-agama lain. Pribadi orang adalah yang inti dan menentukan serta yang mengatasi segala waktu dan tempat.

3.3 Pakaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun