Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 23, Bumi Kenyalang) - Manusia dan Alam

5 April 2024   10:55 Diperbarui: 5 April 2024   11:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Tujuannya hanya latih tanding, tidak boleh membunuh, dan Alhamdulillah tidak pernah ada yang terbunuh. Jika menurut tabib kondisinya tidak bagus maka akan langsung digugurkan."

            Sepertinya salah satu mahasiswa sangat akrab dengan para prajurit. Imam Hassan pun meminta bantuannya mendampingi mereka nanti supaya tidak bingung dalam proses pendaftaran dan selama kompetisi. Permintaan yang langsung diiyakan, tak lupa Imam Hassan pun menjanjikan bayaran yang pantas untuknya.

            "Alhamdulillah kalau begitu, nah, sekarang bisakah kau mengantarkan kami ke masjid ?"

            Imam Hassan mempersilahkan para prajuritnya yang tampak sangat antusias untuk mengobrol dengan para mahasiswa.

            Abdi dan Dalem memilih pergi bersama Imam Hassan ke arah masjid ditemani dua orang prajurit yang tidak ikut mengobrol.

            "Alhamdulillah, sepertinya tiga minggu di sini tidak akan membosankan, bukan begitu Abdi, Dalem?" Imam Hassan menengok ke arah keduanya.


            "InsyaAllah Imam Hassan!" jawab Dalem dengan bersemangat, sementara itu Abdi hanya tersenyum saja.

            "Baiklah, kita sholat dhuha dulu, baru meneruskan berkeliling," ucap Imam Hassan melihat masjid di depan yang tampak begitu bersih, tentunya karena dirawat dengan baik oleh para takmirnya.

            Setelah sholat mereka berkeliling di lingkungan sekitar Universitas Sarawak yang cukup asri, membuat betah siapapun yang belajar. Banyak sekali taman-taman yang ditumbuhi rerumputan pendek dan bunga di sekitarnya. Tempat-tempat ini digunakan mahasiswa untuk belajar bersama ketika musim kuliah tiba. Mahasiswa yang terdaftar di sini amatlah beragam, berasal dari seluruh penjuru Nusantara dan dapat dikenali dari logat bahasa yang digunakannya. Selain berkeliling mereka juga ditunjukkan lokasi kompetisi pertama dan ketiga.

            "Kompetisi pertama InsyaAllah akan dilaksanakan di gedung seminar utama sedangkan kompetisi SATRIA akan diawali di sungai Rajang, Bukit Lima, dan berakhir di Lapangan Universitas Sarawak," jelas mahasiswa yang mendampingi.

            Setelah puas melihat-lihat lingkungan universitas mereka pun pamit untuk kembali karena harus menyiapkan makan siang dan malam. Tak lupa para mahasiswa mengingatkan mereka untuk mendaftar lima hari lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun