Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 21, Malaka) - Rencana Rahasia

3 April 2024   06:30 Diperbarui: 3 April 2024   06:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: editan penulis sendiri dari bahan di freepik.com

            "Undangan dari saudara kita Kerajaan Ternate dan Tidore," ia melihat ke arah sebelah kanan.

            "Untuk datang menjadi saksi terbentuknya sebuah kerajaan baru yang menggabungkan seluruh wilayah di bawahnya. Hmm.. dahulu wilayahnya dinamai Uli Lima dan Uli Siwa kalau tidak salah..." beberapa anggukan dan ucapan mengiyakan datang dari sebelah kanan.

            "Sekarang seluruh wilayah yang berada di bawah kekuasaan dua kerajaan ini akan tergabung menjadi satu Kerajaan Besar yang akan dinamai dengan Kesultanan Jaziratul Mamluk."

            "Dengan sistem kesultanan hampir sama dengan yang dimiliki Malaka dan Sarawak."

            "Saudara-saudara kita dari Ternate dan Tidore atau ehm.. Mamluk ini sebenarnya tidak ikut diundang pada awalnya, namun karena apa yang terjadi kemarin, mereka pada akhirnya harus ikut ke tempat ini," kali ini ada nada berat dalam suaranya.

            "Sekaligus memastikan agar semua rencana berjalan lancar dan memang tidak ada pengkhianat dari dalam," tiga kata terakhir diucapkan Imam Hassan sangat perlahan dengan mata melihat sekeliling meja, keheningan pun menyusul. Abdi dan Dalem yang mulutnya tadi agak sedikit terbuka, menutup secara otomatis.

            "Seperti yang tadi dikemukakan Sultan Mahathir sebelum kedatangan Abdi dan Dalem..." kali ini Abdi dan Dalem hanya membeku dan tak berani melihat kemanapun kecuali ke arah Imam Hassan. Suasana menjadi serius dan tak ada suara apapun yang terdengar kecuali suara Imam Hassan di tengah ruangan.

            "Rencana awal kita adalah mendatangi undangan dan memperkokoh persatuan diantara kerajaan dan kesultanan di Nusantara dimana Allah menjadi Al-Malik, Al-Hakam, dan Al-Akbar."

            "Persatuan yang kokoh menjadi wajib bagi umat Islam, karena kita seperti satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakannya pula."

            "Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya menguatkan yang lain."

            "Memang kita belum memiliki seorang Khalifah di Nusantara untuk mempersatukan semua, tapi pelan-pelan saudaraku, pelan-pelan..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun