Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teriknya Musim Hujan di Negeriku

20 Desember 2023   14:19 Diperbarui: 20 Desember 2023   14:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Teriknya Musim Hujan di Negeriku

Oleh Rendy Artha Luvian

Desember, kala hujan membawa sejuta

Penuh warna sendu namun membawa ceria

Dingin di luar, hangat di dada


Begitulah seharusnya

Tetapi kini panas, terik

Hujan enggan rintik

Baca juga: Esensi Merdeka

Duh, musim panasku panjang nian

Padahal kuharap bumiku basah di bawah awan

Payungku masih tergeletak tak berguna di sudut

Menunggu awan hujan, yang datang malah kabut

Membawa penyakit yang membuatku takut

Polusi udara membuat pikiranku pun semrawut

Rinduku akan hujan

Tiap tetes yang membawa keteduhan

Mengapa tak kunjung datang juga air itu

Membawa berkah dari langit ketujuh

Berubah kini bumiku

Tak lagi seperti dulu

Banjir mengancam saat langit menurunkan airnya

Kini, kering melanda dan hujan seadanya

Ingin kuhapus semua hal yang membinasakan tatanan

Lalu kuberdoa supaya musim kembali nyaman

Karena Tuhan pun pasti sudah murka

Pada manusia yang merusak alamnya

Jakarta, 20 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun