Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[100Puisi} Wajah Kelu Supir Truk Merak

15 Februari 2016   07:43 Diperbarui: 1 Maret 2016   23:41 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 [caption caption="(PIC:Pulsk.com)"][/caption]Wajah-wajah kelu,

Mengarak gerah di keringat,

menepis udara panas di Pelabuhan Merak,

dalam satu hentakan nafas..
Mengkelamkan garis wajah, diterpa angin dari Laut Selat Sunda...

Dalam antrian yang semakin panjang..


Menggores rasa kesal hingga ke ujung ubun, menyentuh wilayah Cilegon Timur..

Suara desah dan teriak putus asa pun, menggema memecah udara siang  hari itu..

Jenuh dan suntuk yang tak lagi bisa tertahankan, dihadang hal yang tak pasti...

Marah, yang tak lagi didengar..!
Lapar, yang tak lagi dihiraukan...
Tertelan deru-deru mesin Kapal Ferry, dan pluit panjang orang-orang sibuk yang bergegas dahulu menyeberang...

Sayup senandung "Nyanyian Para Supir"  ... 
Mengumandang pilu dan mengiba: Di balik kaca truk yang terbuka mengintip waktu.. 

Mencari sejumput teduh walau cuma di antara roda,

Terhenti dalam bayang semu di rangkas mobil....

 

“Habiskan dulu kopimu, Bung.....!

“Tanggalkan dulu lelahmu, di warung-warung ...

“Di depan, jalan masih panjang....

“Di depan, sepi pun masih membentang .. (hari-harimu)...

“Di depan, RINDU mu akan semakin dalam....

“Menjauhkanmu dari Rumah (Cinta):  karena mengejar mimpi ....!

“Dan di antara jeritan klakson di Jalur Lintas Sumatra ,

" dalam uang di kotak korek api,

 "Yang kau lempar  keluar jendela ke jalanan...

“Malam semakin panjang... Malam semakin membentang.... 

==============================================

(By: Rendra Tris Surya, terinspirasi oleh lagu “Nyanyian Para Supir” Franky Sahilatua di dalam Bus antar propins. Sambil mengamati aktivitas antrian truk di Pelabuhan Merak, Banten  saat itu yang menyebarang ke Pulau Sumatera, dalam perjalanan saya suatu hari ke Lampung/2013)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun