Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Spiritual Hambasahaya Sang Pendosa

2 Maret 2024   11:06 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai menunaikan shalat Maghrib di pelataran samping masjid Nabawi, kami rombongan berjalan ke samping kiri menuju Kawasan makam Baqi, kami berjajar menunggu antrian untuk menuju Raudhah. Suasana ramai sekali ada sekitar ratusan rombongan yang diatur oleh para petugas untuk melakukan antrian menuju Raudhah. Jadi kali ini memang tidak bisa bebas untuk bisa shalat atau dengan sengaja menuju raudhah. Selain menggunakan aplikasi, juga harus melalui para perwakilan tour travel umrah dari seluruh negara. Tepat di depan rombingan saya adalah dari Kyrgistan, Pakistan, Jepang dan Turkey. Mereka berjajar berkelompok dengan rapih menuju shaf dan jalur ke Raudhah. Tiba saatnya rombongan kami berjalan menuju jalur ke raudhah, dalam perjalanan menuju Raudhah dada saya berdegup kencang, padahal saya sudah berniat menata hati dan emosi. Tapi tepat memasuki gerbang raudhah dan melihat kompleks Makam Baginda Rasulullah, Abubakar dan Umar dan kami dituntunn tepat di shaff kanan sebelah Makam, saya secara mendadak histeris menangis sejadi-jadinya tanpa sadar. Saya pun gak bisa menahan emosi, semua meledak emosi saya secara tiba-tiba. Dalam shalat taubat dan hajat saya tak bisa menahan tangis. Yang saya rasakan Baginda Rasulullah hadir tepat dihadapan, saya tak berani membuka mata dan menatap Makam Baginda Rasulullah SAW. Saya terus menangis dan menangis bahkan meraung berteriak. Sampai saya dihampiri askar, dan beberapa teman jamaah menenangkan saya. Saya gak peduli saya terus menangis karena saya merasakan hadirnya Baginda Rasulullah....wangi dan energi bersahaja, mulia dan lembut semua rasa kebaikan itu hadir. Saya seolah menumpahkan emosi pada orang yang selama ini saya hanya jauh membayangkannya. Tapi hari itu saya serasa dekat dan merasakan kehadiran Baginda begitu kuat.... Saya terpaksa dihentikan paksa oleh ustadz dan jamaah lainnya. Saya coba cepat sadarkan diri dan melanjutkan untuk berziarah memutar keluar dan jalur masuk yang lain yag sudah diarahkan petugas. Saya lega....merasa tenang...seketika seolah saya sudah menumpahkan keluh kesah, permohonan ampun dan memohon doa pada Sang Baginda Rasulullah SAW.

Subuh Terakhir Di Masjid Nabawi Madinah

Waktu di jam tangan saya ouku 04.00 pagi waktu Madinah, saya coba bergegas dari tempat tidur saya untuk ke kamar mandi. Saya lihat 3 (tiga) orang teman sekamar saya masih tertudur pulas, maklum mereka kelelahan atas kegiatan di masjid Madinah. Ada yang I'tikaf, membaca Al-Quran dan melantunkan dzikir dan berdoa. Selesai dari kamar mandi saya rapih-rapih untuk melanjutkan menuju masjid. Keluar dari hotel suhu menunjukan pada level 17 derajat Celcius. Agaknya suhu mulai bersahabat. Hawa dingin mengiringi Langkah saya keluar hotel menuju masjid Nabawi. Halaman sebelum pintu gerbang masjid dipenuhi oleh sekawanan burung dara yang warna bulu dan sayapnya semua sama taka da warna lain. Saya bergumam di dalam hati, "Koq bisa ya ada burung dara hanya satu jenis saja, bahkan tak ada corak warna yang lain.?"

Di depan pintu masuk yang terlihat sekitar ratusan orang mengantri, dan serempak melepas alas kaki, baik sandal ataupun Sepatu. Semua rapih menuju shaf-shaf masjid yang menurut saya begitu luas, lebar dan nyaman. Tong-tong air zam-zam berlimpah dan semuanya gratis untuk jamaah.

Saya bergegas menuju shaff paling depan, ternyata sudah terisi penuh. Saya hanya sampai di shaff ke-10. Terlihat batas kawasan raudhoh yang ditutupi kain putih. Dibalik kain putih itulah  bersemayam makam jasad jenazah Baginda Rasulullah SAW bersama Sahabat Abubakar r.a dan Sahabat Umar r.a.  Setelah melaksanakan shalat sunnah Tahiyatul Masjid dan Sunnah Qobliyatan sebanyak masing-masing 2 rakaat, tatapan saya tertuju pada balik tirai kain putih itu. Saya mulai berkaca-kaca, dalam hati saya berkata, "Yaa Baginda Rasulullah SAW umatmu yang mbeling dan penuh dosa ini berada di samping/sekitar makam mu. Yaa Rasulullah SAW semoga hambamu ini terlimpah syafaatmu Yaa Rasul..!" Tak terasa airmata jatuh, Kembali saya tak kuasa menahan tangis. "Saya rindu pada Yaa Rasulullah.....!". Tiba-tiba teringat kisah perjuanganmu Ketika hijrah dari Mekkah ke Kawasan Madinah, membangun masjid Nabawi ini hingga wafat. Ya Allah.....ampuni hamba, golongkan hamba Bersama golongan Umat Rasulullah SAW.

Doaku tak pernah henti, tangisku selalu muncul Ketika melaksanakan shalat di Masjid Nabawi. Hatiku sudah terpatri di Madinah. Aku tak ingin menyudahi ibadah shalatku di Madinah. Aku Rindu padamu Yaa Rasulullah.


BAB 3

Tour Leader sudah mengumumkan di group WhatApps Jemaah bahwa "Sehabis Dzuhur Bis sudah siap untuk menuju Kota Suci Mekkah guna menunaikan Ibadah Umrah, dan para jamaah agar mempersiapkan diri dan memakai kain umroh untuk melaksanakan Miqot di Bir Ali sebelum menuju Mekkah". Kemudian Tour Leader menerangkan bagaimana mengenakan kain ihram, bersuci dan berniat ihram bagi kami para jamaah. Saya mulai berkemas, mulai membuka kain ihram tapi saya masih bingung mengenakannya. Saya langsung membuka channel Youtube dan mencari dalam mesin pencari, "cara memakai kain ihram". Ternyata 3 orang termasuk saya di kamar masih belum mahir mengenakan kain ihram. Kami akhirnya  menonton tayangan di channel Youtube untuk mengikuti cara mengenakan kain ihram dengan benar.

 

Perjalanan Menuju Mekkah

Seluruh Jamaah sudah berkumpul tepat di depan Hotel, Tour Leader dan Ustadz sibuk berkoordinasi, dan crew bus bergantian menata koper-koper Jamaah. Saya bersama jamaah asyik memperhatikan dan sesekali naik turun Bus untuk memastikan tempat duduk terisi penuh dan meneliti apakah teman-teman jamaah sudah siap dan memastikan tidak ada yang tertinggal baik barang bawaan atau jamaah itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun