Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Spiritual Hambasahaya Sang Pendosa

2 Maret 2024   11:06 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami tiba di Bandara sekitar pukul 08.30, persiapan check ini dan control koper dan barang bawaan termasul jaket, dompet, gelang, dan jam tangan. Tiba di bangku antrian masuk pesawat sekitar pukul 10.00 waktu setempat, sementara jadwal take off pesawat jam 11.30 waktu setempat.

Saya dan rombongan memasuki ruang pesawat Air Bus Saudi Arabia Airlines dan Kembali menata hati. Yeay....akhirnya tiba perjalanan iman dalam rangka ibadah umrah ke tanah suci. Tanah Haram Madinah dan menuju makam Nabi Muhammad SAW, Nabi yang saya rindukan kemuliaannya dan kelembutan hatinya. Tiba di Bandara jam 17.00 waktu Saudi. Kami menuju Madinah menggunakan Bis dan kami di pandu oleh seorang Ustadz asal Lombok Nusa Tenggara Barat. Beliau berperawakan kecil namun bersuara syahdu dan lembut. Beliau memulai menyapa kami dalam bis, dan langsung melantunkan doa perjalanan dan doa meminta keselamatan dan menveritakan Syarah Nabi Muhammad SAW dalam perjalan Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Penyampaian beliau nan lembut dan lirih mengenai perjuangan Nabi dalam menegakkan Islam dengan membangun Masjid Nabawi serta segala drama keimanannya, tak sadar saya merasa rindu pada kelembutan Nabi Muhammad SAW, saya merasa ingin memeluk Nabi, tak terasa air mata saya mengalir deras. Saya hanyut dalam syarah yang dibawakan oleh ustadz. Saya rindu sekali ingin berada di samping makam mu Yaa Rasulullah.

Di Masjid Nabawi

Kami tiba di Hotel Concorde Madinah pukul 00.30 waktu setempat dan jarak Masjid Nabawi dari hotel hanya 2 blok saja, sekitar 150 meter. "Dekat sekali...!" gumam saya dalam hati. "Ya Allah....engkau mudahkan dan hilangkan kegundahan hamba, hamba bersyukur sekali Ya Rabb..!". Saya tak henti-hentinya mengucapkan Syukur serta Shalawat pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Saya seorang hamba sahaya penuh dosa ternyata sangat-sangat dilancarkan perjalanan sampai ke Madinah ini. Alhamdulillah saya sehat tanpa mengeluh sakit di kaki akibat efek Diabetes, serta badan segar tak seperti Ketika di rumah yang sering meriang dan masuk angin. Demi Allah saya tiba di Madinah segar bugar dan bersemangat tanpa menemui hal-hal yang saya takutkan semenjak keberangkatan dari rumah.

Kami langsung menuju Masjid Nabawi dan shalat di halamannya. Saya Shalat Tahiyatul Masjid, Shalat Taubat, Shalat Hajat dan shalat sunnah lainnya.... Saya bersujud mohon ampunan MU Ya Allah.... Saya terus bershalawat memujimu Yaa Rasul....tak terasa air mata saya Kembali tumpah...Rindu Pada Yaaa Rasul. Saya mengalami hal yang tak biasa...saya sangat ingin berada di samping Makam Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW. Hati saya terguncang hebat... Saya mengalami perubahan mental, saya berada di fase seperti masa Hijrah yang dialami Baginda Rasulullah SAW, bahwa saya merasa sebagai Masyarakat Madinah yang sangat mencintai Baginda Rasulullah SAW. Air mata saya terus tumpah.....saya rindu sekali pada mu Ya Rasul. Entah keadaan apa yang menimpa saya, saya pun tidak tahu. Saya oleng seakan melayang. Saya enggan pulang ke Hotel, dan saya berada dititik bahwa saya gak mau pulang ke Indonesia. Nah Lo....????

Saya Kembali mencoba siuman, menata hati dan Kembali bercengkerama Bersama jamaah lainnya, namun hati ini dan mat aini selalu menatap ke Masjid Nabawi. Kami pulang ke Hotel untuk beristirahat. Saya langsung menuju kamar dan langsung tidur untuk persiapan shalat Subuh pertama kali di dalam Masjid Nabawi.


Subuh di Masjid Nabawi

Waktu menunjukan pukul 04.30, saya langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap ke Masjid Nabawi untuk pertama kalinya, saya bersama teman satu kamar Pak Yudi namanya bergegas menuju ke Masjid. Suhu di Madinah hari itu sunggu Istimewa dengan kisaran 11 derajat celcius. Cukup dingin bagi ukuran seperti tubuh saya ini.  Kami berjalan dari pintu hotel menuju Masjid Nabawi, jam menujukan pukul 04.50 dan apa yang saya lihat.?. Masha Allah semua jamaah subuh sudah menyemut, ramai sekali. Saya jadi was-was apakah saya bisa ke dalam masjid.? Saya ingin sekali shalat di dalam masjid Ya Allah. Begitu doa yang saya panjatkan dalam hati. Suasana di jalan menuju areal masjid sudah dipenuhi jamaah dari berbagai negara. Dan pertama kalinya saya berada diantara ribuan jamaah dengan latar belakang dari berbagai negara di dunia. Saya pertama kali melihat Muslim dari Afghanistan, Pakistan, India, Kazakhtan, Kyrgistan, Turkey, Uzbekistan, China, Jepang, Malaysia, Brunei, Arab Saudi dan negara-negara lainnya. Mereka bisa saya baca dari tanda pengenal di baju mereka. Saya berada dengan umat Islam dari seluruh Dunia, pertama kalinya. Mereka Bersama saya tiba di dalam masjid dan melakukan shalat Subuh 2 rakaat tanpa Doa Qunut. Hehehe...

Pertama kalinya saya menghirup suasana Masjid Nabawi....Yaa Allah...akhirnya saya bisa bersujud di Masjid yang dibangun oleh Baginda Rasulullah dam berdakwah menyiarkan Agama Islam dengan segala kekurangannya. Tak Kuasa sujud pertama saya Kembali meneteskan airmata. Saya tak kuasa mengingat perjuangan Nabi Muhammad SAW, saya merasa sangat berdosa hidup selama di dunia tak pernah melantunkan shalawat....Ampuni saya Ya Allah... Ya Rabb... Hati saya lagi-lagi terguncang....saya tak ingin meninggalkan masjid yang pelan-pelan saya sangat mencintainya. Saya lakukan wiridz, doa, dan ucapkan shalawat semamu saya dan hanya doa-doa dan rapalan yang umum ditambah saja dengan berdoa dalam Bahasa Indonesia. Aah biar saja...yang penting saya panjatkan doa...tak peduli doa saya bukan dengan Bahasa Arab, yang memang saya tak mengerti dan tak saya kuasai. Saya percaya Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT mengerti apa yang saya ucapkan, saya yakin itu.

Hari ke 3 adalah hari terakhir saya berada di Madinah, kesan saya Masyarakat Madinah ramah-ramah sekali dan suasananya tenang dan tenteram, jujur saya jatuh cinta dengan Kota yang dibangun oleh Baginda Rasul ini. Tiba saatnya kami dijadwalkan ke raudhah untuk berziarah dan shalat disamping makam Rasulullah. Semua Jamaah antusias seperti apa Raudhah itu, dan bagaimana suasanannya. Kami rombongan dibagi dua bagian, rombongan laki-laki dijadwalkan setelah Shalat Maghrib. Kami berkumpul jam 16.30 setelah selesai menunaikan shalat ashar di masjid Nabawi. Kami berkumpul di pintu gerbang 320, saya semakin merasa ada hal aneh yang menyelimuti perasaan saya. Saya tiba-tiba sangat ingin sekali bertemu makam Rasulullah SAW. Aneh sekali, saya tak pernah merasakan hal yang seperti ini, merasa kangen, rindu sekaligus haru yang sangat. Ada hal misterius yang saya gak bisa gambarkan itu hal apa yang menimpa diri saya. Saya seakan ingin bertemu orang yang sangat saya cintai dan sangat saya sayangi, seolah seperti saya diundang oleh Baginda Rasulullah secara langsung. Aneh sekali perilaku saya saat itu, benar-benar terjadi tiba-tiba.

Rindu Hebat di Raudhah  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun