Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Spiritual Hambasahaya Sang Pendosa

2 Maret 2024   11:06 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan oktober  istri saya mengirim berita link pembayaran pemberangkatan Umrah, lewat WhatsApp istri saya mengkabarkan bahwa saya didaftarkan untuk berangkat Umrah pada tanggal 15 -25 Januari 2024 mendatang. Saya shock tapi saya berusaha tenang. Saya pastikan lagi pada istri dengan bertanya "Emang ibu sudah menyisihkan uang untuk melunasinya Bu.?" Bagaimana kalo gak lunas ?. Istri saya menjawab dengan santai, "Insha Allah Lunas, kita berdoa saja atas niat ini. Pokoknya Ayah bisa berangkat Umrah". Mendengan jawaban itu, saya semakin deg-degan dan gak karuan, saya masih gak percaya. Dan apakah istri saya mampu mengatur keuangan keluarga kecil say ini.? Semua pernyataan dalam hati saya berkecamuk, saya masih belum bisa konsentrasi pada niat keberangkatan umrah ini.

Sampai Bulan November Akhir saya masih terus disibukkan oleh pekerjaan di kantor. Saya masih sering ke luar kota. Seperti Biasa istri saya menirim link pelunasan pembayaran biaya Umrah. Di saat itu saya semakin was-was dan bertanya "Yaa Rabb....saya pasrahkan semua niat ini padaMU, karena saya masih harus menyelesaikan tugas dan pekerjaan saya sampai akhir Desember nanti.

Awal Desember saya mulai menyusun rencana dan mengajukan cuti di kantor. Saya urus sendiri lewat bantuan teman di kepegawaian. Semua administrasi kebutuhan cuti saya selesaikan dalam 3 hari. Saya kabarkan kepada istri bahwa surat cuti sudah dikirimkan. Kira-kira tanggal 15 Desember 2024 Surat Cuti saya di'approve' oleh pimpinan artinya saya siap berangkat Umrah. Instri saya tak lama mengabarkan bahwa biaya umrah sudah lunas. Kemudian kami mengurus paspor dan check Kesehatan serta vaksin meningitis. Semua saya dan istri mengurus segala sesuatunya. Terutama istri saya yang mengurus biaya dan persiapan keberangkatan.

Awal Januari saya merasa tenang dan rasa takut itu perlahan hilang, seiring saya pamit pada pimpinan dan rekan kerja. Saya mulai menata hati, rasa was-was itu wajar dan saya mulai berpasrah diri. Ya..kunci kita dalam iman adalah pasrah pada illahi. Cukup itu saja. Pelan-pean hati saya tenangkan dalam diri saya, saya tak lagi berpikiran yang membuat hati ini cemas. Saya mulai tidur seperti biasa dan coba menenangkan diri dengan membaca buku-buku sekaligus melepas penat dalam diri dan pikiran selama beraltifitas di kantor yang sangat padat menjelang keberangkatan.

Pagi itu saya berangkat kerja seperti biasa bareng istri, dalam perjalanan itu saya terbersit berkeinginan untuk ziarah ke makam ibu dan berkeliling ke makam waliyullah di seputaran wilayah Banten. Saya sampaikan niat saya ini pada istri saya, dan istri saya menyutuji. Maka kami memulainya pada hari Jumat, diawali berziarah ke makam almarhum Ibu saya Alm Hj Nunung Suirat Binti Soleman dan Makam Alm Kakek Abah Ismail.

Kemudian saya berkeliling ziarah ke Makam Syech Mansyur, Makam Al Maghribi, Makam Syech Jangkung, Makam Syech Asnawi, Makam Sultan Kenari, Sultan Maulana Yusuf, Makam Pangeran, Makam Sultan Hasanudin Banten.


Prosesi Ziarah ini saya lakukan untuk mendapatkan barokah dan karomah sekaligus mohon izin pamit untuk melaksanakan Ibadah Umrah yang akan saya laksanakan.

Selama melakukan ziarah ternyata perlahan-lahan hati saya mulai mantap melaksanakan ibadah Umrah, walau pas keberangkatan saya mendapatkan kabar bahwa kaka sepupu saya meninggal karena serangan jantung. Saya ambil hikmahnya disitulah saya bertemu keluarga besar untuk sekalian izin dan pamit untuk melaksanakan ibadah umrah.

Hidayah itu dating tiba-tiba bahwa saya berkewajiban mendoakan semua keluarga saya nanti di tanah suci Madinah dan Mekkah, Ya Rabb....semua petunjuk dan pertandaMu sungguh sangat indah.  Saya memantapkan Langkah untuk berangkat ke tanah suci hari ini. Bissmillah.

Bab 2

Tiba di Bandara Terminal 3 Soekarno Hatta pukul 15.00 WIB, koper-koper berisi pakaian yang akan di kenakan  di tanah suci sudah saya letakkan di trolly, berjalan menuju titik kumpul bersua dengan jamaah umrah yang lain. Perasaan saya masih tenang dan mengikuti semua intruksi Pengarah Lapangan dari perwakilan Tour and Travel Umrah. Anak-anak dan istri turut mengantar, juga orang tua sudah tiba di Bandara untuk memberikan doa restu, dan saya bergegas memohon pamit sekaligus doa dari orang-orang yang saya sayangi, mulai dari orang tua, anak-anak dan terakhir istri. Jujur pelukan hangat istri ini yang membuat hati saya luluh bergetar seakan berat melepaskan pelukannya. Saya tiba-tiba berat....dada sesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun