Mohon tunggu...
RENDRA BC
RENDRA BC Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis menjadi bagian dari sebuah hobby, dengan menulis saya mencoba mengekpresikan apa yang ada dalam pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

7 April 2023   09:49 Diperbarui: 7 April 2023   09:59 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam proses pendidikan guru penggerak ini, ada banyak hal yang dipelajari bahwa keputusan terkait pelaksanaan supervisi akademik bukan tentang penilaian kekurangan dari yang diamati, melainkan supervisi akademik adalah sebuah tindakan dimana yang diamati mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya dengan pertanyaan pemantik dari observer. Kegiatan tersebut kita kenal dengan istilah coaching.

Coaching adalah kegiatan antara coach dan coachee yang menekankan bukan pada penilaian coach kepada coachee, tetapi bagaimana coachee melihat dirinya sendiri pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mampu menemu kenali potensi dirinya sehingga ditemukan solusi oleh coachee itu sendiri.

Apa hubungannya coaching dengan pengambilan keputusan? Adakalanya kita tidak meyakini apa tindakan yang kita lakukan dalam proses menjadi pemimpin pembejaran di kelas, apakah model dan metode yang digunakan sudah relevan dengan pendidikan "zaman now" (memperhatikan kodrat zaman), apakah kegiatan tersebut sudah berdasarkan pertimbangan kebutuhan anak (kodrat alam). Hal-hal tersebut menjadi hal wajar kita pertanyakan, karena harapan dari setiap guru pasti ingin murid-murid yang diajarnya sukses dikemudian hari. Begitu juga sebagai pemimpin sekolah tentu saja harapannya setiap guru dapat mengembangkan potensi dirinya agar menjadi lebih baik.

Kegiatan coaching yang dilakukan disupervisi akademik mengacu pada alur "TIRTA" sehingga ketika kita menjadi posisi coach, mempunyai pedoman untuk menggali potensi gurunya bukan langsung memberikan solusi kepada guru tersebut. Apakah alur Tirta Itu? Kita simak penjelasannya

  • Tujuan

Sebuah kegiatan coaching supervisi akademik yang akan direncanakan haruslah memiliki tujuan. Diingatkan kembali bahwa tujuan ini bukan disampaikan oleh coach, tetapi kita menanyakan kepada coachee, apa tujuan kegiatan tersebut. hal ini bertujuan untuk menemu kenali permasalahan yang dialami oleh coachee

  • Indentifikasi

Seorang coach tentu saja harus pandai menentukan keputusan dalam memberikan pertanyaan kepada coachee sehingga pertanyaan-pertanyaan ini menjadi pemantik untuk coachee menjawabnya dan dapat mengeksplorasi kemampuan dirinya. Pada kegiatan ini akan nampak pengambilan keputusan bagi coach dan coachee. Coachee akan menyampaikan mengapa masalah tersebut bisa terjadi. Coach akan terus mengidentifikasi hal-hal penyebab masalah itu terjadi sesuai dengan yang disampaikan oleh coachee dengan tetap memberikan pertanyaan-pertanyaan.

  • Rencana Aksi

Dalam langkah ini tindakan pengambilan keputusan semakin mengerucut, dimana coachee akan menjawab sendiri solusi dari permasalahan yang terjadi pada dirinya, hal apa saja yang akan direncanakan untuk melakukan aksi nyata dalam penyelesaian permasalahannya. Coach kembali belajar memutuskan pertanyaan apa yang relevan sehingga coachee terfokus pada rencana-rencana yang sesuai dengan permasalahan tersebut

  • Tanggung Jawab

Sebuah keputusan tentu saja harus senantiasa diikuti dengan rasa tanggung jawab, bahwa keputusan yang dipilih menjadi kensekuensi untuk dapat dilakukan, bukan setelah menemukan solusi terus diabaikan hingga pada akhirnya lupa dan semakin menambah permasalahan yang ada.

Tentu saja pengambilan keputusan pada proses coaching terletak pada keduanya yaitu coach dan coachee. Coach belajar tentang mengambil keputusan untuk mengajukan pertanyaan yang relavan dan memantik coacheenya, sedangkan coachee belajar tentang bagaimana mengambil keputusan untuk menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh coach. Sehingga tidak menghadirkan kembali kebimbangan dalam diri kita terhadap setiap keputusan yang telah kita tetapkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang pemimpin pembelajaran harus memahami kompetensi-kompetensi yang harus dimilikinya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi ini berkaitan erat dengan perilaku tindakan terhadap sebuah pengambilan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan, kompetensi sosial dan emosional tersebut antar lain:

  • Kesadaran diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun