Mohon tunggu...
Rendinta Delasnov Tarigan
Rendinta Delasnov Tarigan Mohon Tunggu... Praktisi Perpajakan

Menulis untuk Bertumbuh menjadi Manusia yang Utuh. Inquiry: rendi.tarigan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Jejak Karbon dalam Budaya Instan: Waktu yang Dikonsumsi, Alam yang Koma

25 Juni 2025   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2025   16:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jejak Karbon (sumber: AI-generated picture)

 

Karena pada akhirnya, bumi tidak meminta kita untuk menjadi pahlawan. Bumi hanya butuh kita untuk menjadi lebih sadar. Sadar bahwa setiap waktu yang kita percepat, ada energi yang dipaksa keluar. Bahwa setiap keputusan kecil---yang mungkin kita anggap remeh---adalah bagian dari narasi besar tentang kehidupan bersama di planet ini.

 

Jadi, mungkin kita tidak perlu mengejar waktu. Mungkin kita justru perlu memberinya kesempatan. Agar alam dapat bernafas dan kita bisa benar-benar hidup.

 

References:

  • Juliet Schor, Prices and Quantities: Unsustainable consumption and the global economy, Ecological Economic, 55(3), 2005, 309---320.
  • Eugena Rosa & Thomas Dietz, Human Drivers of National Greenhouse-Gas Emissions, Natue Climate Change, 2(8), 2012, 581---586.
  • Carl Honor, 2004, In Praise of Slowness: Challenging the Cult of Speed, HarperCollins.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun