Memberikan pelatihan keamanan siber kepada karyawan.
Membatasi hak akses hanya pada orang yang membutuhkan.
Menerapkan segmentasi jaringan agar serangan tidak menyebar luas.
Pencegahan ini membuat proses recovery lebih efisien karena memperkecil kemungkinan terjadinya serangan lanjutan.
Pentingnya Disaster Recovery Plan
Setiap organisasi sebaiknya memiliki rencana pemulihan bencana atau Disaster Recovery Plan (DRP). Rencana ini tidak hanya mencakup kerusakan akibat bencana alam, tetapi juga serangan siber seperti ransomware.
DRP berisi protokol yang harus diikuti ketika terjadi insiden, termasuk siapa yang bertanggung jawab, langkah-langkah teknis, hingga komunikasi dengan pihak eksternal. Dengan DRP yang matang, proses recovery data bisa dilakukan lebih cepat, terstruktur, dan meminimalkan kerugian.
Masa Depan Recovery Data Pasca Ransomware
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning kini juga mulai diterapkan dalam strategi recovery. Sistem AI dapat mendeteksi pola serangan lebih cepat dan merekomendasikan langkah pemulihan secara otomatis. Selain itu, perusahaan penyedia layanan cloud semakin mengembangkan fitur snapshot dan versioning yang memudahkan pengguna untuk mengembalikan data ke kondisi sebelum serangan.
Meski begitu, peran manusia tetap tidak tergantikan. Kesadaran, edukasi, dan kebiasaan digital yang aman tetap menjadi kunci agar recovery data tidak lagi menjadi langkah darurat, melainkan bagian dari sistem keamanan yang menyeluruh.
Data adalah aset paling berharga dalam dunia digital. Ransomware memang ancaman nyata, tetapi dengan strategi recovery data yang tepat, kerugian dapat diminimalisir dan operasional bisa kembali normal.