Pernahkah kamu menyalakan harddisk, tapi yang terdengar hanya bunyi klik... klik... klik... berulang, lalu diam? Kalau iya, selamat datang di dunia "Click of Death". Istilah ini bukan sekadar dramatis, tapi memang menggambarkan kondisi serius pada sebuah harddisk. Salah satu korban paling terkenal dari gejala ini adalah Seagate ST3000DM001 berkapasitas 3TB.
Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana proses data recovery dilakukan pada kasus nyata ST3000DM001 yang mengalami "click of death". Jangan khawatir, meski teknis, kita bahas dengan bahasa santai agar tetap mudah dipahami.
 Apa Itu Click of Death?
"Click of Death" adalah istilah untuk suara clicking berulang yang keluar dari harddisk. Suara ini menandakan head (jarum pembaca data) sedang mencoba membaca area penting di piringan (platter), tapi gagal berkali-kali. Pada model Seagate ST3000DM001, gejala ini sering terjadi karena:
Kerusakan head assembly
Firmware corrupt akibat sektor buruk di area sistem
Hasilnya, harddisk tidak bisa dikenali komputer, sering masuk kondisi BSY state (Busy) alias sibuk terus tanpa respon.
 Langkah Awal: Diagnosis
Saat drive ini masuk lab recovery, gejala yang terlihat adalah:
Saat dinyalakan, harddisk mengeluarkan 3x klik, berhenti sebentar, lalu mengulang.
Tidak ada inisialisasi normal, BIOS tidak mendeteksi kapasitas drive.
Analisa PCB menunjukkan sirkuit masih hidup, tapi ada indikasi read channel tidak melewati tahap kalibrasi.
Dari sini, teknisi langsung curiga pada dua hal: head bermasalah atau read channel error.
Salah satu teknik yang digunakan pada kasus ini adalah Read Channel Shorting. Teknik ini cukup ekstrem, tapi terkadang menjadi satu-satunya cara untuk "membuka pintu" ke firmware.
Bagaimana cara kerjanya?
Identifikasi pad read-channel di PCB.
Menggunakan aluminium foil atau pinset, dua titik pad ini di-short (disambung singkat) saat power-on.
Short dilepas setelah drive berputar stabil, membuat sistem melewati inisialisasi head.
Drive masuk mode terminal, memungkinkan teknisi membaca dan memperbaiki firmware.
Teknik ini ibarat memberi "jalan pintas" supaya drive bisa hidup sebentar untuk kita ambil data penting.
 Risiko Besar di Balik Trik Ini
Walaupun terdengar simpel, metode ini punya risiko tinggi:
Salah short pad PCB bisa rusak permanen.
Jika head fisik rusak, trik ini hanya membuka firmware sebentar, tetap butuh penggantian head di cleanroom.
Harus langsung backup modul penting (SA Modules, Translator) sebelum drive mati lagi.
Makanya, metode ini biasanya dilakukan dengan alat bantu seperti PC-3000 atau MRT, bukan sekadar "coba-coba di rumah".
 Dari Firmware Hingga Cloning Data
Setelah teknik read channel shorting berhasil, drive akhirnya bisa melewati BSY state. Firmware dapat diakses, modul yang rusak diperbaiki, dan drive masuk ke mode ready.
Langkah berikutnya adalah proses imaging atau cloning sektor per sektor. Pada kasus ini, lebih dari 90% data berhasil diselamatkan. Sisa yang tidak terbaca biasanya karena head fisik sudah lemah atau ada kerusakan platter.
 Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Backup itu wajib. Kerusakan seperti ini sering datang tiba-tiba, dan tanpa backup, data bisa jadi taruhannya.
Dengarkan suara drive. Klik berulang adalah sinyal darurat, jangan dipaksa diformat atau dipakai terus.
Jangan asal bongkar. ST3000DM001 terkenal sensitif, salah langkah bisa membuat peluang recovery turun drastis.
Pahami batas DIY. Teknik seperti read channel shorting butuh skill dan alat yang tepat. Salah sedikit, data bisa hilang selamanya.
 Kesimpulan
Kasus "Click of Death" pada Seagate ST3000DM001 memang menakutkan, tapi bukan berarti akhir segalanya. Dengan diagnosis tepat, teknik profesional seperti read channel shorting, dan alat recovery yang mumpuni, data masih bisa diselamatkan.
Hal paling penting: jangan panik, jangan asal coba, dan selalu prioritaskan backup.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI