Mohon tunggu...
Rasyid Hendrawan
Rasyid Hendrawan Mohon Tunggu... -

Ikut Menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

OPS Butuh Bantuan OPK untuk Menyurati Kepala Sekolah

9 Mei 2014   23:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:40 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13996288982016512746

Assallamu allaikum dan Salam sejahtera bagi kita semua….

Yang terhormat buat teman – teman OPS dan OPK, tak luput dari ucapan kita sebagai kalimat persatuan OPS dan OPK yang selalu diucapkan dan pada tulisan ini tetap saya ucapkan yakni SALAM SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA, SATU DATA buat teman – teman OPS dan OPK semuanya.

Pada tulisan ini, saya hanya minta kepada teman – teman OPS khususnya teman – teman OPK yang tak bosan – bosannya membantu para OPS agar untuk membaca, membandingkan, merespon serta mendukung tulisan ini.

Dimana – mana dan sering kita temukan berbagai macam pengeluhan para OPS tentang kesejahteraan untuk OPS yang diberikan oleh Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan kerja keras OPS yang setiap hari dan setiap malam menatap Layar Komputer untuk mengerjakan DAPODIK demi Suksesnya DATA. Belum lagi dengan ucapan – ucapan yang sering didengar oleh OPS yang membuat hati kecewa dengan pekerjaan siang dan malam hanya dianggap remeh. Disinilah kita harus evaluasi bersama, berarti dari 100% Jumlah Sekolah hanya 45% Kepala Sekolahnya yang mengerti betapa pentingnya DAPODIK dan OPS, sisanya tidak mengerti dan hanya menggap remeh semua ini, sesuai dari keluhan yang sering kita temukan. Disinilah kita harus mencari bagaimana caranya agar 100% Kepala Sekolah dari jumlah Sekolah mengerti hal ini dan megerti betapa beratnya tanggung jawab para OPS.

Saya pikir, Operator Sekolah (OPS) adalah Operator Data yang terbesar di Indonesia. Mengapa, karena dilihat dari Ratusan Ribu jumlah Sekolah di Indonesia berarti begitu pulah jumlah banyaknya OPS, di banding jumlah Operator Data instansi lainnya. Tapi kenapa Operator Data instansi lainnya tidak ada pengeluhan? Karena honor yang diberikan sesuai dan merata. Tapi honor untuk OPS, ada yang lebih, ada yang kurang, bahkan ada yang tidak ada sama sekali, ini artinya tidak ada kekompakan dan penetapan serta keputusan.

Saya sedikit berbagi wacana sesame OPS, dan wacana ini adalah fakta.

Pada suatu hari, OPS bertemu di sebuah rumah OPS yang lokasi rumahnya memiliki Signal yang bagus, pada waktu itu adalah musim SINKRONISASI. Kita sebut saja namanya si DA dan si PO serta si DIK, ke tiga OPS ini melakukan SINKRONISASI di rumahnya si DA, si DA bertanya kepada si PO dan si DIK :
DA : “PO, DIK kalian datang disini diberikan uang bensin?”
PO : “Tidak” (dengan serius menatap layar monitor).
DIK : “Jangankan uang bensin DA, pulsa saja tinggal beli sendiri”
PO : “Betul DA, aku tadi coba minta uang pulsa tapi Kepsek menjawab:
Tidak ada uang”
DIK : “Aku juga sempat dibilangin begitu sama Kepsekku”
DA : “Memangnya mereka tidak tau pentingnya DAPODIK.?”
DIK : “Kayaknya tidak DA”

(Si DA heran dan menggelengkan kepalanya)

DA : “Trus honor kalian bagaimana. Lancer.?”
PO : “Lancar, setiap cair BOS 1, 2 hari langsung diberikan”
DIK : “Lancar tapi minim DA”
DA : “Memangnya cuman berapa per bulan.?”
DIK : “Saya punya 50,000/Bulan jadi cuman 150,000 ditrima setiap ada
Dana BOS”
PO : “Haaaa… masih bagus saya punya 150,000/bulan”
DA : “DIK, PO, itu kecil dan tidak sesuai dengan kerja kita 24 Nonstop”
DIK : “Kamu punya berapa DA.?”
DA : “Aku punya ditetapkan oleh Kepsekku 300,000/bulan jadi setiap
Terima BOS 900,000 dikasih, belum lagi uang lain-lain.”

(PO dan DIK diam tanpa kata, hanya membayangkan, betapa indahnya jika Kepsek mereka sama dengan Kepsek DA.)

Dari wacana tersebut, jelas-jelas setiap OPS bertemu sering menaceritakan tentang honor mereka. Sehingga terjadilah Irih hati. Coba kalau ada kekompakan sesama Kepala Sekolah pasti tidak ada lagi yang mengeluh, irih dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun