Mohon tunggu...
Rasid Yamani
Rasid Yamani Mohon Tunggu... Petani - Penikmat kopi

Berkunjung ke pulau pulau, Penikmat kopi dan senja, Pencinta Motor Astrea Grand, Pengagum Syekh Abdul Kadir Al-Jailani.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani Kehilangan Tanah

30 Januari 2023   20:12 Diperbarui: 31 Januari 2023   10:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak yang lahir dari rahim petani malang mencari tanah untuk hidup. Di atas tanah itu sudah berdiri bangunan elit birokrat yang   dirampas secara paksa dengan moncong senjata.

Tergusur paksa. Di mana lagi kaki membawanya pergi. Kota bukan tempatnya untuk hidup. Para birokrat telah membunuh petani dengan sadis, tanpa setetes darah yang mengalir ke tanah, tapi aroma keringat itu telah menyatuh dengan tanah sekian tahun lamanya.

Hai birokrat penumpuk kekayaan dengan merampok, membuntingkan perempuaan dengan iming harta. Mati, mati, matilah wahai para birokrat busuk.

Tanah akan menuntutmu kelak dan tanah akan menyiksamu, sebab kau telah merebut cinta seorang petani yang telah dibangun sekian tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun