Mulutku berdecak, "Lagi kesel, Pak. Biarin aja."
"Ibukmu?"
Aku mengangguk. Bibirku manyun.
"Namanya siapa?" tanya Pak Dibyo. Aku mengangkat kepala. Alisku bertaut. Mata kami bertemu. "Bapak tadi sempat lihat, sepertinya namanya mirip dengan istri Bapak."
Tanpa melepas tatap dari Pak Dibyo, aku menjawab pelan, "Sri Restianingsih."
Bola mata Pak Dibyo membesar. Ia terus melihatku bahkan hampir tidak berkedip.
"Nak, sepertinya kamu memang ditakdirkan tinggal di sini bersama Bapak."
Aku membelalak. Dadaku bergemuruh hebat. Ada semacam bendungan emosi yang ingin meluap begitu saja.
"Bapak?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI