Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KAWAN SERUMAH | Cerpen Banyu Biru

4 Juli 2025   11:51 Diperbarui: 5 Agustus 2025   19:56 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulutku berdecak, "Lagi kesel, Pak. Biarin aja."

"Ibukmu?"

Aku mengangguk. Bibirku manyun.

"Namanya siapa?" tanya Pak Dibyo. Aku mengangkat kepala. Alisku bertaut. Mata kami bertemu. "Bapak tadi sempat lihat, sepertinya namanya mirip dengan istri Bapak."

Tanpa melepas tatap dari Pak Dibyo, aku menjawab pelan, "Sri Restianingsih."

Bola mata Pak Dibyo membesar. Ia terus melihatku bahkan hampir tidak berkedip.

"Nak, sepertinya kamu memang ditakdirkan tinggal di sini bersama Bapak."

Aku membelalak. Dadaku bergemuruh hebat. Ada semacam bendungan emosi yang ingin meluap begitu saja.

"Bapak?"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun