Mohon tunggu...
Ranti Ulandari
Ranti Ulandari Mohon Tunggu... Mahasiswi aktif fisip universitas Islam negeri Raden Fatah Palembang

Ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

KKN83 UIN Raden Fatah Palembang "Edukasi dan Lingkungan"

6 Juli 2025   15:23 Diperbarui: 6 Juli 2025   15:31 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Tanjung Pering, salah satu desa di Kecamatan Indralaya Utara yang berada di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa yang maju dengan masyarakatnya yang baik dan ramah. Mayoritas ibu-ibu desa ini berpenghasilan sebagai pengusaha kemplang mentah dan kerupuk mentah, dan bapak-bapak mayoritas bekerja menjadi petani sayuran dan bekerja sebagai peternak sapi maupun kambing yang menjadi sumber perekonomian mereka.

Setiap pagi, suasana desa dipenuhi dengan aroma khas adonan kemplang dan kerupuk yang sedang dijemur di halaman setiap rumah warga. Desa yang tidak hanya maju dalam bidang ekonomi, tetapi juga kaya akan kekompakan dan kebersamaan warganya, terutama para ibu-ibu. Setiap sore, setelah menyelesaikan aktivitas sehari-hari seperti mengolah kemplang dan kerupuk mentah, ibu-ibu di desa ini rutin berkumpul untuk bermain voli bersama di lapangan desa. Suasana penuh keceriaan dan semangat terlihat jelas saat mereka saling memberikan dukungan, tertawa bersama, dan menjaga sportivitas selama pertandingan. Kegiatan voli sore itu bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat solidaritas antarwarga. Kekompakan mereka tercermin dari kerja sama yang harmonis di lapangan, saling mengingatkan, dan semangat yang tak pernah padam meskipun lelah setelah seharian beraktivitas. Pada pagi hari  sebelum bapak-bapak berangkat berkebun, meraka membantu ibu-ibu untuk membuat adonan kerupuk maupun kemplang. Pada sore hari nya, sebagian bapak-bapak mengembala hewan ternak mereka, sehingga membuat suasana desa menjadi lebih asri.

Selain itu, suasana desa semakin hangat di malam hari ketika banyak adik-adik berkumpul untuk mengaji di salah satu rumah warga. Kegiatan pengajian ini menjadi tradisi yang dijaga dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Rumah warga yang menjadi tempat mengaji selalu dipenuhi dengan suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an di malam hari, nilai-nilai agama dan budaya terus terjaga, dan memperkuat ikatan antarwarga dari berbagai usia.

Rutinitas kegiatan warga desa itu menjadi simbol nyata bagaimana kekuatan, kebersamaan, kegembiraan, dan keimanan dapat menguatkan komunitas, menjadikan Desa Tanjung Pering sebagai tempat yang penuh semangat, persatuan, kedamaian dan gotong royong yang tidak pernah padam. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun