Mohon tunggu...
Rani Aulia
Rani Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @ranii_nhy

Belajar menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Lisa

26 Februari 2020   11:31 Diperbarui: 26 Februari 2020   11:26 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kilauan cahaya masuk tanpa permisi ke jendela kamar Lisa. Sayup-sayup terdengar suara ayahnya sedang berbincang dengan seseorang. Lisa terbangun kaget. Segera Lisa berlari ke lantai bawah, karena kamar Lisa berada di lantai atas.
"Berani sekali kamu masuk ke rumah ku, sudah ku bilang jangan datang lagi! " ucap Fahri dengan penuh penekanan.
"Uang yang kau transfer kurang, apa kau lupa aku tahu rahasia itu." Ujarnya.
"Jangan macam-macam, atau... " kalimat Fahri terpotong.
"Atau apa ayah? Ada apa sebenarnya ayah? Apa yang ayah sembunyikan dari Lisa? Atau jangan-jangan ayah yang sudah menabrak ayah Lisa? Iyaaa ayah? Jawab Lisa, Jawab Lisa ayah! " Tanya Lisa dengan nada tinggi.
"Cukup! Masuk sana! " Bentak Fahri.
"Sikap ayah yang seperti ini yang membuat Lisa yakin, bahwa ayah yang telah membunuh ayah Rehan, Lisa benci ayah!" kata Lisa sambil terisak nangis.
"Terserah!" ucap Fahri.
" Ayah jahat, ayah membunuh ayah Rehan. Kenapa ayah lakukan itu?  Tanya Lisa penuh isak.
"Lisa ngga mau tinggal sama pembunuh, Lisa bakalan pergi dari sini!" Ucap Lisa penuh amarah.
Lisa berlari menuju lantai atas untuk mengambil kopernya. Tangis Lisa tiada henti-hentinya membasahi pipi Lisa. Setelah selesai Lisa segera pergi dari rumah itu.
"Lisa jangan tinggalkan ayah sendiri nak, ayah mohon. "ucap Fahri.
Lisa tidak menghiraukannya,Lisa tetap pergi meninggalkan rumah itu dan pergi menuju rumah sahabatnya yaitu Risa. Hanya Risa yang dia punya sekarang. Lisa menceritakan semuanya kepada Risa. Risa tidak menyangka bahwa ayah Fahri lah yang telah membunuh ayah Rehan. Tapi apakah mungkin ayah Fahri setega itu?
Tiga bulan berlalu,tidak ada komunikasi antara Fahri dengan Lisa. Fahri sangat merindukan Lisa tapi Fahri tidak bisa melakukan apa-apa. Begitu pun sebaliknya Lisa merindukan Fahri. Tapi rasa bencinya mengalahkan rasa rindunya pada ayahnya.
"Lisa...Lisa... Lisaaa... Aku punya berita buat kamu!" Ucap Risa tergesa-gesa.
"Ada apa sih?" tanya Lisa.
"ini Lihat!" Risa menunjukkan sebuah video percakapan.
Lisa tahu itu adalah ayah angkatnya Fahri. Lisa memfokusnya pendengarannya agar terdengar dengan jelas. Lisa terus mengulang video itu. Tak terasa air matanya jatuh, ternyata dia sudah salah menduga. Fahri bukan orang jahat, Fahri bukan orang yang telah membunuh ayahnya. Lisa langsung berlari,naik taksi menuji rumah Fahri.
"Ayahhhh... Ayahhhh.. !"panggil Lisa.
"Ayah dimana ayah?" Lisa berlari mengelilingi rumah mencari Fahri.
Teihat Fahri sedang duduk di bawah lantai sambil memegang kedua lututnya. Wajahnya sendu terlihat habis menangis. Lisa tidak kuat melihatnya, Lisa langsung memeluknya.
"Ayah,kenapa ayah diam saja? Kenapa ayah tidak mengelak atas tuduhan Lisa?" tanya Lisa.
Fahri diam saja. Fahri hanya memandangi wajah Lisa tanpa suara.
"Aku sudah tahu ayah. Aku tahu semuanya" ucap Lisa terisak kencang.
"Kamu tahu apa huh?"
"Lisa bukan anak kandung ibu Sinta. Dan ibu Sinta selama ini hanya berpura-pura baik kepada Lisa di depan ayah Rehan. Padahal ibu Sinta lah yang merencanakan untuk membunuh Lisa dengan menabrak Lisa. Tapi ayah Rehan lah yang mengalaminya. Hikss.. Hiksss.. Hikss.. " Kata Lisa sambil terisak.
*Flashback on
"Hari ini aku akan menghabisi anak sialan itu. " ucapnya pada dirinya.
"Jangan lakukan itu! " bentak Fahri.
"Jangan ikut campur, diam kamu! " bentak Sinta.
"Bagaiamana pun dia tetap anak kamu! " kata Fahri.
"Bukan, dia bukan anakku! Dia hanya anak dari seorang pelacur." kata Sinta.
Ya,Lisa bukanlah anak Sinta melainkan anak Rehan dengan Fitri istri sirinya.
"Jangan jadi orang jahat Sinta! " bentak Fahri.
"Hahahaha siapa yang jahat Rehan? Aku? Aku ini korban Rehan! Korban! Ucapnya.
Lisa langsung mengambil kunci mobil yang telah di sewanya. Tapi tertahan oleh Fahri karena Fahri memegang tangannya. Sinta kesal, lalu mendorong Fahri hingga kepala Fahri terbentur meja dan pingsan.
Di dalam mobil Sinta mencari-cari Lisa, Sinta tersenyum miring karena Sinta sudah melihat targetnya. Sinta menancap gas dengan kecepatan tinggi. Dari pinggir Rehan melihat mobil menghampiri Lisa. Lalu Rehan berlari dan mendorong tubuh Lisa hingga Lisa jatuh tersungkur tapi untunglah Lisa selamat. Tapi disisi lain Rehanlah yang menjadi korbannya. Sinta yang kaget karena targetnya salah sasaran apalagi malah mengenai suaminya menjadi frustasi. Dia kehilangan akal lalu Sinta di bawa ke rumah sakit jiwa.

"Maafkan ayah nak, karena bertahun-tahun sudah menyembunyikan rahasia ini darimu." ucap Fahri terisak.
"Tidak ayah, ini bukan salah ayah. Ayah menyembunyikannya karena tidak ingin Lisa terluka. Ayah tidak salah. " ucap Lisa sambil menghapus air yang menetes di pipi Fahri.
"Tetap saja ini salah ayah" ucap Fahri.
"Jangan menyalahkan diri ayah seperti ini. Aku mohon ayah. " ucap Lisa.
"Terimakasih sudah memaafkan ayah. Dan terimakasih sudah mau menjadi putri ayah. "ucap Fahri.
"Tidak ayah, akulah yang seharusnya berterimakasih kasih karena ayah mau menjadi ayahku. Terimakasih  karena selalu ada di samping Lisa dalam keadaan apapun dan terimakasih karena ayah sudah mau menjadi pelindung bagi Lisa."ucap Lisa sambil memeluk Fahri.
Lisa tahu apa yang dilakukan ayahnya adalah salah karena telah menyembunyikan rahasia selama sepuluh tahun. Tapi Lisa juga tahu maksud ayahnya adalah baik karena tidak ingin dirinya sedih setelah mengetahui semua itu. Kini Lisa hanya berharap agar tidak ada lagi rahasia yang disembunyikan ayahnya. Dan mengenai ibunya Lisa sudah memaafkanmya karena walaupum Sinta bukan ibu kandungnya, tapi Lisa tetap mengakuinya sebagai ibunya. Permintaan Lisa hanya satu yaitu semoga ayah kandungnya bahagia di atas sana karena rahasianya sudah terungkap sekarang. Lisa sayang ayah Fahri dan ayah Rehan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun