Mohon tunggu...
Rani Aulia
Rani Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @ranii_nhy

Belajar menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Lisa

26 Februari 2020   11:31 Diperbarui: 26 Februari 2020   11:26 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aaaaaaaaaaaa!!!!


Terlihat sebuah mobil BMW yang melaju sangat kencang menghampiri seorang gadis kecil yang sedang menyebrang. Alih-alih terdengar suara seorang pria yang memanggil namanya. Gadis itu berbalik dan merengek ketakutan. Cepat-cepat pria itu berlari menghampiri gadis itu.  
BRAKKKK!!!  Pria paruh baya itu berhasil mendorong tubuh gadis itu tapi di sisi lain dirinya lah yang menjadi korbannya. Tubuhnya terpental jauh hingga kepalanya terbentur keras diatas trotoar. Darah segar mengalir begitu saja dari kepalanya. Permen lolipop yang di genggamnya pun ikut hancur bersamnya.

"Ayahhhhhhhhhh!!!!" napas wanita berumur 20 tahun itu terengah-engah.
Keringat dingin itu memenuhi sekujut tubuhnya. Dia memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
Ahhh yaa!! Mimpi buruk itu terus saja menghantuinya selama sepuluh tahun terakhir ini.

"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menemukan siapa pelakunya" ucapnya pelan.

Ya, pria paruh baya itu adalah Rehan ayahnya. Ayah kandungnya yang sangat menyayanginya. Tapi sayang takdir sudah berkehendak karena kecelakaan itu ayahnya meninggalkannya untuk selamanya. Hanya ibunya lah harapan satu-satunya. Tapi ibunya malah menyalahkannya atas kepergian ayahnya. Dan pada akhirnya ibunya harus di bawa ke rumah sakit jiwa karena kehilangan akal sehatnya.
 
"Bu, lihat ini Lisa, Lisa sudah besar bu!" ucapnya.

"Lisaa, Lisaa.." Suaranya pelan.


"Iya bu, ini Lisa anak ibu!"katanya.

"Dasar pembunuh pergi kamu dari sini! Saya benci lihat kamu!. Gara gara kamu suami saya meninggal.Pergiiiiiiii!!!Pergiiiii!" usir Sinta.

"Rehannnnnn kembali Rehannnnnn!! "Teriak Sinta sambil mengamuk.

Perih, sesak, sakit itu yang dirasakan Lisa. Saat Sinta ibunya sendiri menganggap dirinya sebagai pembunuh ayahnya sendiri. Jika boleh memilih Lisa ingin dirinya lah yang mengalami kecelakaan itu, Lisa tidak sanggup melihat ibunya yang terkena gangguan jiwa karena ditinggal ayahnya.
"Akan aku pastikan aku akan menemukan orang yang telah membunuhmu ayah" Ucapnya dalam hati.

"Lisaa?" Tanya Fahri

Fahri adalah pamam Lisa, sekaligus ayah angkat Lisa. Semenjak ayahnya meninggal dan ibunya berada di rumah sakit jiwa, Fahri lah yang merawat Lisa seperti anak kandungnya sendiri.

"Iya ayah?" jawab Lisa.

"Bagaimana kondisi ibumu nak?" tanya Fahri

"Seperti biasa ayah dia tidak ingin melihatku" jawab lisa murung.

"Jangan sedih nak, kamu masih punya ayah walaupun ayah bukan ayah kandungmu" ucap Fahri.

"Ayah Lisa sedih hiksss.. hiksss.. hiksss..  kenapa ibu sangat membenci Lisa. "" ucap Lisa sambil memeluk Fahri.

"hhhhh... Andai saja sepuluh tahun yang lalu aku tidak merengek untuk dibelikan permen lolipop, mungkin saat ini aku masih bisa melihat dan merasakan ayah ada disampingku." kata Lisa dalam lamunanya.

"woy, di cari kemana-mana taunya lagi melamun disini. Ngelamunin apaan siih?"Tanya Risa.
Risa adalah sahabat Lisa sejak SMA. Risa sudah tahu tentang kisah hidup Lisa. Dan ya, Risa selalu ada disaat Lisa membutuhkan apapun terutama membutuhkan seorang pendengar.

"Mau tau aja dasar!"jawab Lisa.

"Yaelahhh curhat napa" rengek Risa.

"Kamu pasti tahu lahhhh"jawab Lisa.

"Pembunuh ayah kamu lagi? "Tanya Risa lagi.

Lisa hanya mengangguk.

"Apa kamu yakin orang itu menabrak ayah kamu dengan sengaja?Tanya Risa.

"Aku sangat yakin Ris, kalau misalkan ngga sengaja kenapa mesti lari? Kenapa gak pernah datang hanya untuk meminta maaf?Aku cape Ris udah sepuluh tahun aku di hantui bayangan itu. mimpinya selalu muncul Ris." Ucap Lisa.

"Apa ada orang yang kamu curigai Lis? "tanya Risa lagi.

"Tidak ada"jawab Lisa lemah.

"Pagi ayah!" sapa Lisa.
"Pagi sayang, ayo makan!"Ajak Fahri.
Lisa langsung duduk di depan Fahri.
"Ayah aku ingin bicara serius." Kata Lisa.
"Mau bicara apa sihhh anak ayah?" Tanya Fahri.
"Ayah selama ini aku selalu di hantui mimpi tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu jadi aku memutuskan aku ingin mencari tahu tentang pelaku yang sudah menabrak ayah Rehan." kata Lisa.
"Uhukk.. Uhukkk...Uhukk" Batuk Fahri.
"Ayah kenapa? Ini ayah minum!"Titah Lisa sambil menyodorkan gelas yang berisi air.
"Kau tahu kan Lisa, bukan maksud ayah untuk melarang kamu, tapi ayah khawatir. Keluarga kita ini sangat besar apalagi kita memiliki perusahaan ternama. Jadi masalah sekecil apapun,orang-orang akan menyorot keluarga kita Lisa."Ucap Fahri
"Justru itu ayah, karena keluarga kita punya nama kita akan lebih mudah mencarinya"Bela Lisa.
"Kalau kamu sayang ayah jangan lakukan itu!" Bentak Fahri.
"Kenapa ayah tidak mau mengerti,Lisa harus mencarinya. Lisa tersiksa ayah" Ucap Lisa sambil terisak.
"Diam Lisa. Kamu tidak mengerti apa-apa. Masuk ke kamar kamu sekarang!" Titah Fahri.
Lisa bingung kenapa setiap membicarakan masalah mengenai ayahnya,Fahri selalu marah. Apa jangan-jangan...
Tok.. Tok.. Tok!
Ceklek... ( Fahri menghampiri Lisa)
"Keluar ayah, Lisa tidak ingin berbicara dengan ayah. " Titah Lisa.
"Dengarkan dulu ayah nak ayah minta maaf,bukan maksud ayah begitu. Ayah mohon maafkan ayah." Pinta Fahri.
"Jika kamu ingin mencari tahu orang yang sudah menabrak ayah kamu. Maka carilah!" Ucap Fahri.
"Yang benar ayah?" tanya Lisa.
"Benar sayang, ayah izinkan kamu untuk mencari pelaku yang sudah membunuh ayah kandungmu." ucap Fahri.
Aku sudah salah menduga, aku anak tak tahu diri. Bagimana mungkin aku berpikiran bahwa ayah Fahri yang telah menabrak ayah Rehan sampai meninggal.
"Ayahhh maafkan aku hikss.. hikss.. karena telah berpikir yang tidak-tidak mengenai ayah. Ayah benar, ayah sudah membangun keluarga ini sampai seperti ini dengan penuh kerja keras. Maafkan aku yang sudah egois ayah"Isak Lisa.
"Tidak nak, ayahlah yang sudah egois. Sekarang silahkan cari pelaku yang sudah membunuh Rehan. "kata Fahri.
"Terimakasih banyak ayah aku sayang ayah." Ucap Lisa sambil memeluk ayahnya.

Pagi ini Lisa sangat bahagia karena sudah diizinkan oleh ayahnya. Lisa sangat beruntung karena memiliki ayah angkat seperti Fahri.
"Risaaaa" panggil Lisa.
"Ehhh Lis tumben ceria ada apa nihh." Ucap Risa.
"Aku udah bisa cari pelaku itu Ris" Kata Lisa sumbringah.
"Serius..Udah di izinin?" Tanya Risa antusias.
"Beneran,bantuin cariin yaaa..yaaa.. yaaa.." Pinta Lisa memasang wajah memelas.
"Yelahhhhh,, kalau bukan aku siapa lagi" ucap Risa mantap.
"Issssshhhhh" Lisa hanya mendengus.

"Nona Lisa? Mau bertemu dengan ibu Sinta?" Tanya Suster.
"Ahhh iyaaa sus, bagaimana keadaannya?" Tanya Lisa.
"Sudah membaik, ayo ikut saya!" Ajak suster.
"Ibuuuuuuuuu, bagiamana kabar ibu? Sehat kan bu? Maafin Lisa yaa bu baru bisa nengok ibu sekarang. Ibu tahu gak hari ini Lisa bahagia banget. Ibu tahu kenapa? Karena Lisa secepatnya bakalan nangkep orang yang udah nambrak ayah. Ibu seneng kan? Iya kan bu?" Ucap Lisa.
Ya, Sinta sedang tidur. Walaupun begitu Lisa tetap senang karena bagi Lisa melihat ibunya tenang seperti ini adalah suatu kebahagiaan bagi Lisa. Lisa bisa mengobrol dengan ibunya dengan tenang dan nyaman. Lisa sangat menyayangi ibunya. Karena bagaimana pun ibunya adalah kekuatan dan kelemahan Lisa. Lisa berharap suatu saat nanti dirinya dan ibunya bisa berkumpul kembali hidup dengan bahagia.
"Aku harus segera menemukannya." ucap Lisa dalam hati.

Lisa sangat bersyukur walaupun semua orang meninggalkannya,tapi dia masih memiliki ayah Fahri dan juga sahabatnya Risa. Lisa sangat menyayangi keduanya.
"Pokonya jangan sampai bocor, awas kalau bocor!! " Bentak Fahri.
"Ayah sedang berbicara di telepon dengan siapa? Kok marah marah?" tanya Lisa.
"Aaaa.. Aaaa.. Itu... Ehhh,ngga kok nak,biasa masalah kantor. " ucap Fahri dengan nada gugup.
"Kok ayah kaya ketakutan gitu sih?" tanya Lisa lagi.
"Kamu sihh, ngangetin ayah,udah ahhh. Gimana kuliah kamu?" tanya Fahri mengalihkan pembicaraan.
"Biasa yah, ya udah yaaa aku ke kamar dulu." jawab Lisa.
Di dalam kamar Lisa merenung memikirkan kenapa ayahnya seaneh tadi.
"Kok ayah aneh banget sihh sampai gugup segala. Apa mungkin... Ahhh tidak-tidak,ayah tidak mungkin seperti itu. Ayah sangat sayang Lisa. Ngga mungkin ayah jahat sama Lisa. Lisa harus percaya ayah Fahri. Bagimana pun Lisa sudah di besarkan oleh ayah Fahri. Tidak mungkin ayah Fahri membohongi Lisa. " ucap Lisa dalam hati.
Pagi sudah tiba, hari ini Lisa akan mencari pelaku itu. Sebelum itu, dia akan menghampiri sahabatnya terlebih dahulu yaitu Risa untuk meminta bantuannya.
Tokk.. Tokk.. (Lisa mengetuk pintu rumah Risa)
"Risaaaaa"panggil Lisa.
"Ehhh Lisa, ayo masuk!" ajak Risa.
"Btw kemarin aku lihat ayah kamu tahu di pinggir jalan lagi ngobrol sama om om. Serius banget, soalnya ayah kamu sampai marah-marah. " ucap Risa.
" Ohhh yaaa? Sebenarnya aku juga mendengar ayah berbicara di telepon marah-marah." ucap Lisa.
"Kamu denger ayah kamu bilang apa?" Tanya Risa.
"Pokonya jangan bocor-bocor gitu." ucap Lisa
"Apa jangan-jangan ada rahasia yang disembunyikan ayah kamu. Apa mungkin ayah kamu yang... " ucap Risa.
"Tidak-tidak bukan ayah pelakunya." ucap Lisa seakan-akan tahu arah pembicaraan Risa.
"Kenapa kamu yakin bisa saja kan." ucap Risa.
"Kalau ayah pelakunya gak mungkin ayah ngizinin aku untuk cari pelakunya. " ucap Lisa.
"Bisa saja dia ingin mengecoh kamu "ucap Risa.
"Suttttttttttt... Sudah,aku tidak ingin mendengar apapun lagi.

Tengah malam Lisa terbangun,tenggorokkannya kering.Dia menuju dapur untuk meneguk segelas air.
"Bagus sekarang urusanmu selesai, sekarang kamu pergi jauh-jauh.Awas kalau datang lagi! " Kata Fahri.
Suara Fahri terdengar oleh Lisa karena Fahri berada di halaman belakang rumah. Lisa segera menghampiri Fahri. Lisa penasaran dengan apa yang dilakukan ayahnya malam-malam begini.
"Ayah, ayah sedang berbicara dengan siapa? " Tanya Lisa.
"Ehhhh, ka.. kamu belum tidur?"tanya Fahri.
"Jangan mengalihkan pembicaraan ayah. Lisa tanya tadi ayah sedang berbicara dengan siapa? Tanya Lisa.
"Ahhh itu teman ayah biasa masalah pekerjaan." jawab Fahri.
"Kok malam-malam? Terus kenapa harus di belakang rumah?kenapa tidak di dalam saja?" tanya Lisa bertubi-tubi.
"Aaaaaaaaa ayah sudah ngantuk, ayah tidur duluan ya" jawab Fahri setelah menguap.
Kini ucapan Risa terngiang-ngiang di kepalanya. Mungkin saja Risa benar bahwa ayahlah yang telah menabrak ayah Fahri dengan sengaja. Tapi untuk apa?  Selama ini ayah Fahri lah yang telah merawat Lisa dengan penuh kasih sayang layaknya seorang ayah kandung. Tidak mungkin kalau ayah Fahri itu orang jahat. Tidak mungkin.

Kilauan cahaya masuk tanpa permisi ke jendela kamar Lisa. Sayup-sayup terdengar suara ayahnya sedang berbincang dengan seseorang. Lisa terbangun kaget. Segera Lisa berlari ke lantai bawah, karena kamar Lisa berada di lantai atas.
"Berani sekali kamu masuk ke rumah ku, sudah ku bilang jangan datang lagi! " ucap Fahri dengan penuh penekanan.
"Uang yang kau transfer kurang, apa kau lupa aku tahu rahasia itu." Ujarnya.
"Jangan macam-macam, atau... " kalimat Fahri terpotong.
"Atau apa ayah? Ada apa sebenarnya ayah? Apa yang ayah sembunyikan dari Lisa? Atau jangan-jangan ayah yang sudah menabrak ayah Lisa? Iyaaa ayah? Jawab Lisa, Jawab Lisa ayah! " Tanya Lisa dengan nada tinggi.
"Cukup! Masuk sana! " Bentak Fahri.
"Sikap ayah yang seperti ini yang membuat Lisa yakin, bahwa ayah yang telah membunuh ayah Rehan, Lisa benci ayah!" kata Lisa sambil terisak nangis.
"Terserah!" ucap Fahri.
" Ayah jahat, ayah membunuh ayah Rehan. Kenapa ayah lakukan itu?  Tanya Lisa penuh isak.
"Lisa ngga mau tinggal sama pembunuh, Lisa bakalan pergi dari sini!" Ucap Lisa penuh amarah.
Lisa berlari menuju lantai atas untuk mengambil kopernya. Tangis Lisa tiada henti-hentinya membasahi pipi Lisa. Setelah selesai Lisa segera pergi dari rumah itu.
"Lisa jangan tinggalkan ayah sendiri nak, ayah mohon. "ucap Fahri.
Lisa tidak menghiraukannya,Lisa tetap pergi meninggalkan rumah itu dan pergi menuju rumah sahabatnya yaitu Risa. Hanya Risa yang dia punya sekarang. Lisa menceritakan semuanya kepada Risa. Risa tidak menyangka bahwa ayah Fahri lah yang telah membunuh ayah Rehan. Tapi apakah mungkin ayah Fahri setega itu?
Tiga bulan berlalu,tidak ada komunikasi antara Fahri dengan Lisa. Fahri sangat merindukan Lisa tapi Fahri tidak bisa melakukan apa-apa. Begitu pun sebaliknya Lisa merindukan Fahri. Tapi rasa bencinya mengalahkan rasa rindunya pada ayahnya.
"Lisa...Lisa... Lisaaa... Aku punya berita buat kamu!" Ucap Risa tergesa-gesa.
"Ada apa sih?" tanya Lisa.
"ini Lihat!" Risa menunjukkan sebuah video percakapan.
Lisa tahu itu adalah ayah angkatnya Fahri. Lisa memfokusnya pendengarannya agar terdengar dengan jelas. Lisa terus mengulang video itu. Tak terasa air matanya jatuh, ternyata dia sudah salah menduga. Fahri bukan orang jahat, Fahri bukan orang yang telah membunuh ayahnya. Lisa langsung berlari,naik taksi menuji rumah Fahri.
"Ayahhhh... Ayahhhh.. !"panggil Lisa.
"Ayah dimana ayah?" Lisa berlari mengelilingi rumah mencari Fahri.
Teihat Fahri sedang duduk di bawah lantai sambil memegang kedua lututnya. Wajahnya sendu terlihat habis menangis. Lisa tidak kuat melihatnya, Lisa langsung memeluknya.
"Ayah,kenapa ayah diam saja? Kenapa ayah tidak mengelak atas tuduhan Lisa?" tanya Lisa.
Fahri diam saja. Fahri hanya memandangi wajah Lisa tanpa suara.
"Aku sudah tahu ayah. Aku tahu semuanya" ucap Lisa terisak kencang.
"Kamu tahu apa huh?"
"Lisa bukan anak kandung ibu Sinta. Dan ibu Sinta selama ini hanya berpura-pura baik kepada Lisa di depan ayah Rehan. Padahal ibu Sinta lah yang merencanakan untuk membunuh Lisa dengan menabrak Lisa. Tapi ayah Rehan lah yang mengalaminya. Hikss.. Hiksss.. Hikss.. " Kata Lisa sambil terisak.
*Flashback on
"Hari ini aku akan menghabisi anak sialan itu. " ucapnya pada dirinya.
"Jangan lakukan itu! " bentak Fahri.
"Jangan ikut campur, diam kamu! " bentak Sinta.
"Bagaiamana pun dia tetap anak kamu! " kata Fahri.
"Bukan, dia bukan anakku! Dia hanya anak dari seorang pelacur." kata Sinta.
Ya,Lisa bukanlah anak Sinta melainkan anak Rehan dengan Fitri istri sirinya.
"Jangan jadi orang jahat Sinta! " bentak Fahri.
"Hahahaha siapa yang jahat Rehan? Aku? Aku ini korban Rehan! Korban! Ucapnya.
Lisa langsung mengambil kunci mobil yang telah di sewanya. Tapi tertahan oleh Fahri karena Fahri memegang tangannya. Sinta kesal, lalu mendorong Fahri hingga kepala Fahri terbentur meja dan pingsan.
Di dalam mobil Sinta mencari-cari Lisa, Sinta tersenyum miring karena Sinta sudah melihat targetnya. Sinta menancap gas dengan kecepatan tinggi. Dari pinggir Rehan melihat mobil menghampiri Lisa. Lalu Rehan berlari dan mendorong tubuh Lisa hingga Lisa jatuh tersungkur tapi untunglah Lisa selamat. Tapi disisi lain Rehanlah yang menjadi korbannya. Sinta yang kaget karena targetnya salah sasaran apalagi malah mengenai suaminya menjadi frustasi. Dia kehilangan akal lalu Sinta di bawa ke rumah sakit jiwa.

"Maafkan ayah nak, karena bertahun-tahun sudah menyembunyikan rahasia ini darimu." ucap Fahri terisak.
"Tidak ayah, ini bukan salah ayah. Ayah menyembunyikannya karena tidak ingin Lisa terluka. Ayah tidak salah. " ucap Lisa sambil menghapus air yang menetes di pipi Fahri.
"Tetap saja ini salah ayah" ucap Fahri.
"Jangan menyalahkan diri ayah seperti ini. Aku mohon ayah. " ucap Lisa.
"Terimakasih sudah memaafkan ayah. Dan terimakasih sudah mau menjadi putri ayah. "ucap Fahri.
"Tidak ayah, akulah yang seharusnya berterimakasih kasih karena ayah mau menjadi ayahku. Terimakasih  karena selalu ada di samping Lisa dalam keadaan apapun dan terimakasih karena ayah sudah mau menjadi pelindung bagi Lisa."ucap Lisa sambil memeluk Fahri.
Lisa tahu apa yang dilakukan ayahnya adalah salah karena telah menyembunyikan rahasia selama sepuluh tahun. Tapi Lisa juga tahu maksud ayahnya adalah baik karena tidak ingin dirinya sedih setelah mengetahui semua itu. Kini Lisa hanya berharap agar tidak ada lagi rahasia yang disembunyikan ayahnya. Dan mengenai ibunya Lisa sudah memaafkanmya karena walaupum Sinta bukan ibu kandungnya, tapi Lisa tetap mengakuinya sebagai ibunya. Permintaan Lisa hanya satu yaitu semoga ayah kandungnya bahagia di atas sana karena rahasianya sudah terungkap sekarang. Lisa sayang ayah Fahri dan ayah Rehan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun