Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Inilah Ekspektasi dan Harapan Besar namun 'Menyesatkan' dalam Menulis!

24 November 2022   08:10 Diperbarui: 24 November 2022   08:22 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak penulis menulis bukan hanya karena ingin berbagi, namun atas dasar atau visi-misi atau ekspektasi-harapan 'tertentu' yang malah 'menyesatkan'. Apa saja dan mengapa saya sebut 'menyesatkan'?

Berikut ini yang sering saya dapatkan dari curhat atau status sesama penulis di media sosial.

1. "Udah nulis sebagus mungkin dengan diksi menawan, penataan dan alur sebaik mungkin, ejaan sesempurna mungkin, tapi kok gak ada penerbit atau editor yang lirik! Padahal pantas lho, kisahku diangkat jadi kisah film atau dibuat sinetron! 'Kan udah sejuta umat banget nih, seperti sinetron Iketan Kangkung itu!"

Jika kita sudah berusaha nulis sesempurna mungkin hingga merasa karya tulis kita layak diterbitkan penerbit mayor, kadang kita kecewa berat karena tidak juga diperhatikan/ditolak melulu. Padahal kita seyogyanya tidak getol menulis gara-gara mau cepat naik daun saja. Kecil-kecilan dulu tak mengapa, sambil terus belajar lebih banyak mengasah diri.

Tak berarti jika nulis 'ikut arus' akan langsung wah, ngetop, diterima. Faktor keberuntungan dan kesempatan juga berlaku.

2. "Rasanya kok gak dihargai dunia, padahal udah capek-capek nulis. Keluarga bilang ngapain juga nulis, gak terkenal-terkenal juga, gak ada duitnya!"

Nulis jika didasari niat komersial belaka dengan tujuan keuangan tok akan terasa beda dengan nulis dari hati. Maka janganlah kita berharap hanya dari ketenaran instan dan pemasukan.

3. "Sepertinya sudah banyak aku terbitkan karya, kok tidak laku juga?"

Jangan pesimis. Karya yang belum dibaca berarti hanya belum menemukan pembaca yang tepat. Laku atau tidak bukanlah target yang tepat dari seni tulis-menulis. Just write it! Not just duit.

Tuliskan apa yang kita bisa semampu kita, sesuai kata hati saja, tak usah terlalu mendengarkan kata siapapun karena tulisan kita adalah suara kita, bukan suara mereka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun