Mohon tunggu...
Anwar Ibnu Ahmad
Anwar Ibnu Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kadang nulis kadang nata buku

Penggerak GusDurian Ciputat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Harapan-harapan Selama Puasa

13 Maret 2024   11:14 Diperbarui: 13 Maret 2024   11:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haii, apa kabar puasa perdana kalian?  lancar yah. Tadi malam, selepas sholat tarawih saya merapikan pakaian dan memasukan barang-barang untuk dibawa ke kos-kosan. Sekira pukul 20.45 Wib saya berangkat, berjalan meninggalkan rumah.

Perjalanan malam di hari puasa  pertama cukup santai lantaran jalanan tidak begitu ramai pengendara. Setapak demi setapak saya lalui, perjalanan menuju Tangerang saya nikmati. Waktu itu, cuaca sedikit mendung, saya berharap semoga hujan tidak terburu-buru turun. 

Deraian angin malam terasa dingin mengiringi perjalanan saya kali ini hingga sesampainya di Kuningan City gerimis hujan mulai turun. Waktu itu saya berpikiran, karena membawa jas hujan meski atasnya saja ditambah hujan yang tidak terlalu deras saya putuskan untuk jalan terus menikmati rintikan dan dinginnya air hujan.

Kuningan City saya lewati, sampai Gandaria, Pondok Indah, Lebak Bulus hingga Ciputat gerimis terus membersamai perjalanan saya kali ini. Sebelum sampai kos-kosan saya niatkan dulu mampir ke warkop sekadar menjejal kopi dan bubur kacang hijau untuk menghangatkan badan. Tapi sayangnya, warkop biasa yang saya sambangi tutup. Akhirnya saya putuskan untuk langsung ke kos-kosan saja.

Canva galeri
Canva galeri
Setibanya di kos-kosan saya bersih-bersih dan merebahkan badan. Karena kelelahan, tidak terasa saya ternyata ketiduran dan melewatkan sahur. Saya terbangun saat adzan Subuh dikumandangkan.

Sesudah sholat Subuh saya lakukan hal yang menjadi target saya, yakni membaca amalan yang dulu saya terima dari guru saya. Amalan ini tidak terlampau banyak, saya cukup menghabiskan waktu 20 menit saja. Amalana ini dikenal dengan Hizib Jausyan, salah satu Hizib yang terkenal dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. 

Terus terang, membaca amalan tersebut saya niatkan hanya untuk amal kebaikan, mendekatkan lagi kepada Tuhan pemilik semesta. tidak ada niatan lain. Selepas membaca hizib dan melangitkan doa, saya melipat pakaian dan membaca buku karangan Sindhunata, "Belajar Jurnalistik Dari Humanisme Harian Kompas" judulnya. 

Saya berharap, aktivitas setelah Subuh seperti demikian bisa saya istiqomahkan. Bukan karena apa, ini momentumnya.  Setiap hari adalah pelajaran dan setiap hari adalah jalan memperbaiki hari. 

Sebelum menutup cerita ini, saya teringat pesan dari bapak saya. Bapak bilang jangan tidur sehabis Subuh, kalau mau tidur nunggu matahari terbit begitu katanya. Laku-laku begini saya terapkan dalam hidup, kalau kata orang banyak sih, kalau tidur di waktu subuh, rezekinya seret.

Segitu dulu ya, semoga baik seterusnya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun