"Ayah pernah bingung milih antara dua orang yang sama-sama baik?"
Ayahnya tersenyum kecil. "Pernah."
"Dan gimana akhirnya Ayah milih?"
"Sederhana. Ayah tanya ke diri sendiri: siapa yang membuat Ayah ingin jadi versi terbaik dari diri Ayah sendiri?"
Raka terdiam. Pertanyaan itu menempel kuat di benaknya.
Beberapa hari berlalu.
Hingga suatu sore, Raka mengajak Nayla bertemu di taman belakang sekolah. Tempat mereka biasa membaca buku bersama. Suasana senyap. Angin sore berembus pelan.
"Nay..."
Nayla menoleh, senyumnya ragu.
"Aku tahu... kamu pasti udah nebak kenapa aku ajak kamu ke sini."
Nayla menunduk. "Kalau kamu mau bilang kamu milih Tania, aku ngerti..."