Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pendidikan Bidang Hukum. Pengikut Gerakan Akal Sehat. Ex Relawan BaraJP / KAWAL PEMILU Pembelajar Tanpa Henti

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Belajar dari Kompol Cosmas Kaju Gae (Pelindas Affan): Kekuasaan dan Krisis Etika

1 September 2025   13:10 Diperbarui: 1 September 2025   22:29 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber kolase : bang jago: detik, novel: kompas

Fenomena ini mesti dilihat secara utuh, apakah- ini umum terjadi pada aparat kepolisian di negara-negara maju, atau hanya terjadi di negara miskin atau berkembang? Atau malah jadi problem umum bagi kepolisian dimanapun?

  • Herman Goldstein (problem-oriented policing): Polisi sah bila problem masyarakat jadi orientasi. Di sini, problem rakyat diabaikan-yang dijaga justru kepentingan atasan.
  • David Bayley (pakar keamanan global): "No police system is effective without accountability; secrecy is the enemy of security." Di Indonesia, kerahasiaan dijadikan tameng untuk menyembunyikan borok.
  • Samuel Huntington: Aparat di negara berkembang kerap jadi "praetorian guard'-penjaga penguasa-, bukan rakyat. Negara kita bahkan lebih jauh: berubah menjadi bandit berseragam yang menjarah dari dalam sistem.

Etika yang Hilang

Etika di tubuh aparat runtuh bukan karena mereka tidak tahu hukum, tapi karena mereka tahu hukum bisa dipelintir sesuka hati. Moralitas hilang bukan karena buta, tapi karena mereka tahu moral bisa ditertawakan di ruang gelap. Yang tersisa hanyalah rasa takut pada atasan-bukan pada keadilan, bukan pada rakyat, apalagi pada Tuhan-.

Solusi ("Kalau" Polri Ingin Berbenah)

Berikut saran agar oknum polisi tidak semakin semena-mena:

  • Transparansi total: Setiap pelanggaran harus dibuka ke publik, tidak cukup hanya Propam.
  • Etika publik: Polisi perlu dididik ulang bukan hanya soal prosedur, tapi soal mengapa hukum ada.
  • Kontrol sipil: Tanpa tekanan masyarakat sipil, kepolisian akan terus jadi kerajaan kecil dengan hukum sendiri.

Penutup

Dari Novel Baswedan ke Joshua, dari Surabaya ke kasus BBM, dari rakyat ke sesama aparat-semua menunjuk ke satu kesimpulan: negara kehilangan kendali atas moral aparatnya.

Inilah wajah kekuasaan tanpa etika yaitu seragam menjadi lisensi kekerasan, kebanggan berlebihan sehingga terkesan norak, pasal-senjata menjadi alat pemerasan, akhirnya hukum menjadi komoditas dan kepentingan hawa nafsu pribadi.

"Filsafat memberi kita peringatan, realitas menjadi pengingat: bila kekuasaan tidak dibatasi etika dan diawasi ketat, ia tidak sekadar korup dan semena-mena, malah akan menciptakan penjahat-penjahat kelas berat yang kebal hukum!" (R.Hady)

*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun