Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pendidikan Bidang Hukum. Pengikut Gerakan Akal Sehat. Ex Relawan BaraJP / KAWAL PEMILU Pembelajar Tanpa Henti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Logika (Ep-16) | Positivisme: Fakta Ilmiah-Indrawi Anti Metafisika

28 Juli 2025   20:43 Diperbarui: 4 Agustus 2025   18:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7.4. Teknologi dan Revolusi Industri

Positivisme turut berkontribusi pada lahirnya revolusi industri dan teknologi modern. Dengan menekankan metode eksperimen dan pengukuran, positivisme membantu mengubah pengetahuan teoretis menjadi inovasi praktis. Industri farmasi, teknologi informasi, dan energi terbarukan seluruhnya bergantung pada metodologi ilmiah yang berakar pada positivisme.

Sebagai contoh, riset klinis dalam kedokteran mengikuti prinsip uji empiris yang ketat (clinical trials) untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat. Di bidang teknologi digital, algoritma dan kecerdasan buatan dikembangkan berdasarkan analisis data masif yang merupakan kelanjutan dari tradisi empiris.

7.5. Dampak pada Budaya Global dan Kolaborasi Ilmiah

Prinsip positivisme memungkinkan terjadinya kolaborasi ilmiah global. Standar metodologis yang seragam membuat peneliti dari berbagai negara dapat bekerja sama dan saling memverifikasi hasil. Jurnal internasional seperti Nature, Science, dan The Lancet mewajibkan laporan berbasis data yang dapat diuji ulang, mencerminkan etos positivistik.

Lebih jauh, pendidikan berbasis sains dan teknologi yang dibentuk oleh positivisme mendorong mobilitas sosial dan pembangunan ekonomi. Negara-negara yang berhasil mengadopsi pendekatan ini, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, mampu membangun sistem pendidikan unggul yang mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi.

7.6. Kritik dan Keseimbangan

Meski berpengaruh besar, dominasi positivisme juga menimbulkan kritik. Beberapa akademisi berpendapat bahwa penekanan berlebihan pada data kuantitatif mengabaikan makna kultural, nilai moral, dan pengalaman subjektif. Pemikir postmodern seperti Michel Foucault mengingatkan bahwa data ilmiah juga bisa menjadi alat kekuasaan.

Sebagai respons, banyak institusi pendidikan kini mengajarkan pendekatan campuran (mixed methods) yang memadukan positivisme dengan pendekatan interpretatif dan kritis. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi positivisme bukan untuk menyingkirkan pendekatan lain, tetapi menjadi fondasi yang memperkuat riset lintas paradigma.

*

Bab 8. Yahudi, Kristen, Islam dan Positivisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun