Napasnya tersengal di atas selembar kelopak muda.
Matanya berkedip bersama bintang.
Lalu ia tenggelam dalam hari-hari dan waktu;
apakah ia tertidur,
setangkai bunga bersepuh perak menutup matanya.
Di tengah tidur ia melihat rumah,
semacam mantel
dengan bulu berlapis dan sebuah jendela,
tempat hujan jatuh satu demi satu.
Malam selalu kosong. Pada pukul dua belas,
mimpi-mimpi menancap di dinding.
Rahasia dari pesan yang jauh,
merembes dalam dingin dan angin yang basah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!