Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setangkai Bunga Bersepuh Perak Menutup Matanya

20 April 2018   01:46 Diperbarui: 20 April 2018   01:53 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Napasnya tersengal di atas selembar kelopak muda.

Matanya berkedip bersama bintang.

Lalu ia tenggelam dalam hari-hari dan waktu;

apakah ia tertidur,

setangkai bunga bersepuh perak menutup matanya.

Di tengah tidur ia melihat rumah,

semacam mantel

dengan bulu berlapis dan sebuah jendela,

tempat hujan jatuh satu demi satu.

Malam selalu kosong. Pada pukul dua belas,

mimpi-mimpi menancap di dinding.

Rahasia dari pesan yang jauh,

merembes dalam dingin dan angin yang basah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun