Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Promo Belasungkawa Tidak Tersedia

29 Agustus 2025   13:47 Diperbarui: 29 Agustus 2025   15:19 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Affan berangkat pagi itu,
dengan roti sisa dan saldo dompet digital yang nyaris nol.  
Ia tahu: rezeki tak selalu instan,  
tapi algoritma tetap jalan,  
meski rating turun, hidup harus lanjut.

Di perempatan itu,  
ada suara rem,  
ada tubuh yang tak sempat tap tombol "sudah sampai",  
dan ada mobil dinas yang melaju pelan,  
melintas, lalu melindas,  
seperti tak tahu bedanya trotoar dan nyawa.

Mereka tidak turun.  
Hanya kaca mobil yang sedikit terbuka,  
lalu suara datar:  
"Maaf, tidak sengaja."  
"Kami sudah sesuai prosedur."  
Lalu mobil melaju lagi,  
meninggalkan tubuh dan kerumunan yang tak tercatat di laporan.

Berita menyebar,  
bukan karena media,  
tapi karena sesama-  
ojol-ojol yang tak kenal Affan,  
tapi tahu rasa kehilangan yang tak bisa diklaim ke asuransi.

Mereka datang,  
beriringan dalam konvoi ramai,  
helm hijau, jaket lusuh, dan doa yang tak sempat diketik.  
Tak ada sirine,  
hanya suara klakson yang pelan,  
seperti minta maaf ke jalanan.

Di antara mereka,  
ada yang tetap aktif di aplikasi,  
karena insentif tak kenal duka.  
Ada yang kirim screenshot ke grup,  
bukan untuk viral,  
tapi untuk memastikan:  
"Ini bukan hoax, bro. Dia beneran off."

Sementara itu,  
di rumah kecil di ujung gang,  
ibunya duduk di kursi plastik,  
menatap notifikasi yang tak kunjung muncul.  
Tak ada promo,  
tak ada voucher belasungkawa,  
hanya diam yang panjang.

Tak ada aparat yang datang,  
tak ada negara yang minta maaf.  
Hanya tetangga yang bisik-bisik,  
dan langit yang tetap biru,  
seolah tak terjadi apa-apa.

---

(Turut berduka cita, Affan Kurniawan)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun