"Kamu mau kan, fight buat aku dan kita? Kita bisa mulai lagi dari "Hi"".
Dia mengangguk dan kembali memelukku dengan erat. "Hi. Aku berjanji bakal fight buat kamu dan tentunya untuk kita. Kamu mau kan menunggu untuk proses itu?" kali ini senyum yang dulu gugur untuk mengembang dengan sempurna, kini dengan sangat indah mengembang di wajahku. "Aku akan dengan sangat sabar. Aku sudah bershabat dengan sabar dan menunggu. Kalau itu untukmu".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!