Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kelegaan

15 Maret 2019   21:45 Diperbarui: 15 Maret 2019   21:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/olleaugust

Kelapangan menerima setiap realita yang mendera mau tidak mau harus jua diterima. Menolak umpama kepedihan tak membuat semuanya baik-baik saja. Hanya menambah keruwetan dan problema. Intrik tetap akan hadir cepat atau lambat, menyongsong pada saat yang tepat, mencabik pada momentum penuh kesengsaraan.

Penerimaan atas segala kejadian buat apa yang terlewat tak pusingkan kepala. Ikhlas legowo jabat mesra permasalahan seraya meninggalkannya dengan raut bahagia dan hati yang merdeka. Penyangkalan jauh dibuang, antisipasi itu yang digalakan. Belajar dari pengalaman, rancang bangun strategi pencegahan, strategi penanggulangan.

Jernih pikiran cairkan suasana yang ruwet. Bersih jiwa netralisir perasaan yang berkecamuk. Pilu memang rasanya hadapi kenyataan pahit. Air mata bercucuran dan suara parau jadi bukti kelaraan yang tengah menyelimuti. Tapi menangis takkan menyelesaikannya. Hanya menambah beban pikiran, dan menambah rasa keterpurukan.

Kemauan diri untuk lepas dari duka lebih penting diupayakan. Hindari virus kegilaan yang bisa menjalar ke dalam saraf. Meniadakan celah bagi diri untuk bertindak diluar moral, diluar kewajaran. Jangan sampai raga sirna gara-gara ikhlas tidak nampak dalam jiwa. Merugi, sungguh merugi jika sudah terjerembab dalam kenistaan macam begitu.

Mencari kelegaan adalah tujuan yang harus dicari. Menentramkan pikiran dari kelaknatan. Berusaha mengelabui setan-setan yang membisiki guna berbuat kebatilan. Memerangi kebodohan dengan ikhlas, membentengi diri dari sikap putus asa. Ikhlas akan mengantarkan pada kesejatian diri, yang unggul secara akal, dan berkualitas juga dalam moral.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun