Kepala seperti mau meledak saking penuhnya dengan berbagai macam pertanyaan. Mengapa ? Apa ? Bagaimana ? Semuanya begitu tampak kosong. Hanya pohon, rumput sabana, dan hewan ternak yang kuingat. Betulkah itu yang kurindukan ? Atau pada hal lainnya ? Aku hanya mampu terdiam, memikirkan itu semua, mencari sebuah jawaban, namun selalu mandek dengan kebuntuan.
Membayangkan sekaligus merasakan hidup tanpa kerinduan amat pedih. Tak ada tujuan hidup. Tanpa kerinduan semua tindak tanduk menjadi tidak jelas, tidak berguna. Mencari rindu jika sudah direnggut semuanya, benar - benar menyiksa.Â
Bahkan inilah siksaan paling pedih di dunia. Wahai tuan, silahkan kalian hancurkan tubuhku, pancung, sekap, dan penjarakanlah aku. Tapi tolong, jangan kau rampas rinduku. Karena hakikat mati yang sejati adalah masih ada atau tidaknya rasa rindu dalam hati.