Mohon tunggu...
Rahman Kamal
Rahman Kamal Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Graphic Designer and Social Media Marketing Expert

Menulis, bercerita, dan berbagi kekuatan. Pecinta bola yang kadang romantis dan menulis berbagai topik ringan sehari-hari. #COYG

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber dengan Teman Lama, Flexing atau Silaturahmi?

14 Maret 2024   09:57 Diperbarui: 14 Maret 2024   10:28 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buka puasa bersama. (Foto: Pixabay)

Belakangan, perkara bukber kerap disebut sebagai media flexing berkedok silaturahmi. Hal itu juga disinyalir menjadi alasan kenapa Presiden menerbitkan larangan Bukber bagi ASN. 

Menurut kamus Merriam Webster, kata flexing berasal dari "flex" yang bermakna menunjukkan atau mendemonstrasikan. Sebelum populer di media sosial, istilah ini sering orang gunakan dalam dunia ekonomi yang menggambarkan perilaku memamerkan kekayaan dengan tujuan tertentu, misalnya pemasaran atau investasi.

Kendati banyak orang beranggapan bukber kerap dijadikan media flexing, saya melihat hal itu sebagai fenomena yang lumrah. Jika kita melihatnya dalam sudut pandang komunikasi psikologis, fenomena itu biasa disebut sebagai "overconfidence effect".

Apa itu overconfidence effect?

Bias terlalu percaya diri (overconfidence effect) adalah kecenderungan untuk melebih-lebihkan pengetahuan dan kemampuan kita di bidang tertentu. Karena orang sering kali memiliki gagasan yang salah tentang kinerja, perilaku, atau karakteristik mereka, perkiraan mereka mengenai risiko dan kesuksesan sering kali menyimpang dari kenyataan.

Kondisi itu adalah fenomena logis dan sering kita temukan sehari-hari, dimana orang cenderung melebihkan pencapaian atau kemampuan mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. 

Oleh karena itu, kecuali kebohongan atau melebih-lebihkan itu sudah tidak wajar, berlebihan atau bahkan menyakiti orang, cobalah untuk memaklumi bualan orang yang dekat dengan Kita. Begitu juga dengan obrolan-obrolan yang kerap hadir dalam momen buka bersama alias bukber. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun