Pengaruh revolusi industri 4.0 di Indonesia sejatinya menjadi salah diskursus penting dikalangan akademis maupun masyarakat. Diskursus penting dari hadirnya industri 4.0 di Indonesia yakni terkait dengan dampak buruk yang dihasilkan dari adanya industri 4.0. Dari sekian pluralitasnya dampak buruk yang dihasilkan oleh industri 4.0, yang menjadi permasalahan urgent dari adanya penerapan industry 4.0 yaitu terkait dengan pengaruh hadirnya industri 4.0 dalam lingkup sistem kekeluargaan.Â
Mengapa pengaruh industri 4.0 dalam lingkup keluarga menjadi salah satu diskursus penting? Hal tersebut dikarenakan cikal bakal atau pondasi awal terbentuknya karakter yang baik seseorang tergantung pada didikan atau edukasi akan pendidikan karakter yang ditanamkan dan diajarkan oleh keluarga dalam hal ini peran orang tua kepada anaknya.
Berbicara mengenai pendidikan karakter, Lickona dan kawan-kawan dalam buku CEP's Eleven Principles of Effective Character Education mendefinisikan bahwa pendidikan karakter hadir sebagai paya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli dan bertindak dengan landasan nilai-nilai etis. Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu :
1.Mengetahui Kebaikan (knowing the good) artinya untuk memberikan pengetahuan yang baik dalam bentuk keadilan, kejujuran, toleransi, dan lainnya, mudah dimengerti dan dikerjakan, serta berpegangan pada sifat pengetahuan yang kognitif sebagai dasar perilaku.
2.Mencintai Kebaikan (desiring the good) artinya untuk memberikan rasa cinta akan kebaikan sebagai kekuatan dan mesin untuk membuat senang orang, yang mana sebagai cerminan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebaikan itu.
3.Melakukan Kebaikan (doing the good) artinya untuk membentuk tindakan yang baik serta sebagai pengimplementasian dari proses mengerti dan mencintai kebaikan yang melibatkan dimensi kongnitif dan afektif. Melalui tindakan pengalaman kebaikan ini positif.
Berangkat dari penjelasan teoritik akan pendidikan karakter diatas, sejatinya pondasi dari perilaku manusia adalah karakternya yang didukung oleh pendidikan karakter. Dimana pendidikan karakter tersebut dimulai sejak dini melalui sistem keluarga. Sistem keluarga yang diamaksud tersebut dilandasi dengan peran preventif dari orang tua kepada anaknya.Â
Sebab, baik atau buruknya perilaku suatu anak cerimanan edukasi kedua orang tuanya. Senada dengan pendidikan karakter yang ditanamkan oleh orang tua kepada anaknya, hal tersebut sudah dijelaskan didalam Al Quran Surah Hud ayat 46 sebagai pedoman bagi penerapan pendidikan karakter dari orang tua kepada anaknya. Bunyi Surah Hudnya adalah :
Artinya : Dia (Allah) berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh."
Tafsiran dari ayat diatas memberikan makna bahwasanya pendidikan karakter pada hakikatnya menjadi tanggungjawab orang tua sebagai fasilitator dalam sistem keluarga yang direalisasikan dengan cara-cara sebagai berikut :
1.Pembekalan teori akan pemahaman pendidikan karakter pada anak melalui didikan preventif para orang tua.