Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Seperti Pernikahan Kami, Tong Tji dan Kepala Djenggot Berdampingan Tanpa Saling Meniadakan

10 Oktober 2025   20:08 Diperbarui: 10 Oktober 2025   20:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, teh yang lebih sering disentuh oleh istri saya adalah green tea Kepala Djenggot. Rasanya ringan, aromanya menenangkan, dan efeknya terasa lebih "modern".

Green tea memiliki sejarah berbeda dari black tea seperti Tong Tji. Dalam tradisi Jepang dan Tiongkok, teh hijau dipandang sebagai simbol keseimbangan antara tubuh dan alam.

Upacara minum teh (chanoyu) bahkan menjadi latihan spiritual untuk menumbuhkan kesadaran penuh (Sen Soshitsu XV, 1979).

Kepala Djenggot, merek lokal yang muncul lebih belakangan, memanfaatkan tren global teh hijau yang meningkat sejak 1990-an. Ia menyasar konsumen urban Indonesia yang mulai peduli dengan kesehatan, gaya hidup alami, dan antioksidan.

Namun menariknya, merek ini tetap mempertahankan sentuhan lokal pada identitasnya: nama "Kepala Djenggot" mengingatkan kita pada figur kebijaksanaan yang eksentrik, sesuatu yang "timur" tapi juga lucu dan membumi.

Dalam konteks sosiokultural, Kepala Djenggot menggambarkan pergeseran nilai konsumsi masyarakat Indonesia: dari minum teh sebagai kebiasaan komunal menjadi ritual personal.

Jika Tong Tji diseduh untuk menemani obrolan, Kepala Djenggot diseduh untuk menemani keheningan.

Dua Teh, Dua Zaman

Keduanya--Tong Tji dan Kepala Djenggot--adalah dua sisi dari mata uang yang sama: cerminan perjalanan teh dalam budaya Indonesia.

Tong Tji adalah kisah masa lalu yang masih berdenyut: tradisi dagang, rasa komunitas, dan aroma nostalgia. Kepala Djenggot adalah masa kini yang sedang mencari keseimbangan: gaya hidup sehat, spiritualitas ringan, dan pencarian makna di tengah rutinitas.

Jika Tong Tji adalah black tea yang dihasilkan dari fermentasi panjang--kuat, kompleks, dan kaya lapisan rasa--maka Kepala Djenggot adalah green tea yang diproses cepat--jernih, lembut, dan segar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun